Lihat ke Halaman Asli

Keberbakatan, Tingkatan Otak, dan Belajarnya Otak Kita

Diperbarui: 25 Juni 2015   22:16

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Setiap orang, lahir dengan membawa bakatnya masing-masing. Bakat tidak hanya berupa keahlian saja, melainkan dapat berupa kecerdasan ganda, karena setiap orang dilahirkan dengan potensinya masing-masing. Jadi, di dunia ini tidak ada anak yang bodoh, hanya saja anak yang menonjol pada satu atau beberapa jenis kecerdasan. Selain bakat, kita juga bisa punya yang namanya keberbakatan. Apa itu keberbakatan? Keberbakatan itu merupakan kemampuan intelektual dalam berkreativitas atau kemampuan untuk mengekspresikan diri. Anak yang mempunyai keberbakatan yaitu anak yang memiliki kemampuan di atas rata-rata, kreativitas yang tinggi, dan komitmen terhadap tugas yang sangat kuat.

Otak sangat penting bagi manusia, tanpa otak manusia tidak akan bisa berkreativitas karena otaklah yang menjadi pusat dari seluruh kegiatan kita. Otak yang memiliki bentuk kecil ternyata susunannya sangat rumit dan memiliki bagian dan fungsi sendiri-sendiri. Otak dibagi menjadi tiga tingkatan, yaitu: 1) Reptilian brain/batang otak (lapisan paling dalam). Dikatakan otak reptil karena reptil seperti kadal. Otak reptil terletak di bagian bawah tengkorak yang berfungsi untuk mengontrol pernapasan, denyut jantung, dan reaksi insting dalam keadaan bahaya atau terancam. 2) Sistem limbic/otak mamalia, dijuluki otak paleomaminalia yang mewadahi aneka empsi (lapisan tengah). Otak mamalia berfungsi sebagai pengendali emosi, membantu mempertahankan keseimbangan hormonal, rasa haus, lapar, dorongan seksual, pusat kesenangan, metabolisme dan bagian penting dari ingatan jangka panjang. 3) Neo-cortex/otak berpikir atau otak neomammalia yang berisi muatan intelegensi dan penalaran (lapisan paling luar). Otak berpikir berfungsi untuk mengendalikan penglihatan, pendengaran, kreasi, berpikir, berbicara, dan semua hal yang berkaitan dengan kemampuan yang lebih tinggi atau intelegensi.

Perlu diketahui bahwa otak belajar dari pengalaman. Pengalaman-pengalaman baru dapat memberikan rangsangan pada otak kita. Ketika otak menerima stimulus, proses komunikasi dari sel ke sel lain aktif.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline