Lihat ke Halaman Asli

Tradisi Grebeg Suro di Bumi Bung Karno

Diperbarui: 31 Mei 2021   00:25

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS


Tradisi menurut WJS Poerwadaminto adalah segala sesuatu yang menyangkut kehidupan dalam masyarakat yang dilakukan secara terus menerus seperti adat, budaya dan kebiasaan dan juga kepercayaan. Pada wilayah Blitar khususnya Kota Blitar tradisi yang melekat pada masyarakat adalah adanya Peringatan Hari Jadi Kota Blitar, Grebeg Pancasila dan Peringatan Hari Lahirnya Presiden pertama Republik Indonesia. Ketiga acara ini sudah menjadi acara tahunan.
Pada peringatan hari lahir Pancasila di Kota Blitar diberi nama dengan "Grebeg Pancasila". Grebeg atau garebeg adalah upacara berkala yang diadakan masyarakat Jawa untuk memperingati suatu peristiwa penting. Grebeg Pancasila dimaknai sebagai peringatan Hari Lahir Pancasila serta wujud sebagai wujud syukur atas peran dan prestasi semua masyarakat yang ada di seluruh Blitar. Peringatan Hari Lahir Pancasila digelar sebagai bentuk dan upaya untuk menjaga ideologi bangsa, yaitu Pancasila.
Pelaksanaan Grebeg Pancasila ada 5  ritus yaitu Bedhol Pusaka, Malam Tirakatan, Upacara Budaya, Kirab Gubungan Lima dan Kenduri Pancasila.
Bendhol Pusaka

Sumber 
Bendhol Pusaka adalah kirab lambang negara dan perlengkapan upacara dari Rumah Dinas Walikota Blitar menuju Kantor Walikota Blitar. Kirab tersebut dikawal oelh Bregodo Siji (Prajurit Satu), Bregedo Enem (Prajurit Enam), dan Bregodo Patang Puluh Limo (Prajurit empat Puluh Lima) yang melambangkan 1 Juni 1945 sebagai hari lahir Pancasila.
Bendhol Pusaka bertujuan untuk mengenalkan masyarakat tentang sejarah lahirnya Pancasila. Sejarah pancasila digambarkan dengan foto Bung Karno sebagai salah satu Bapak Pendiri bangsa Indonesia.

Malam Tirakatan
Malam Tirakatan adalah suatu kegiatan pada Grebeg Pancasila yang dilakukan menjelang malam 1 Juni, kegiatan ini dilakukan untuk merenungkan kesalahan yang telah diperbuat agar tidak terulang kembali.Agenda yang dilakukan pada malam tirakatan seperti berdzikir, beramal sholeh, menghayati pentingnya Pancasila sebagai nilai-nilai luhur Bangsa Indonesia serta mendoakan para pahlawan yang telah gugur khususnya para perumus Pancasila sebagai dasar negara.

Upacara Budaya Grebeg Pancasila

Sumber
Upacara Budaya adalah suatu kegiatan peringatan hari Lahir Pancasila yang diberi konsep militer yang dimofifikasi gerak dan tarian tradisional Jawa. Ritual Upacara ini diawali dengan Ladrang Grebeg Pancasila, rekaman pidato Bung Karno berkumandang sayup-sayup bersama Ketawang Ibu Pertiwi, disusul masuknya prosesi Gunungan Lima yang diibawa oleh Bregedo Siji, Bregedo Enem, Bregedo Patang Puluh Limo yang diiringi dengan gendhing Lancaran Bela Pancasila. Dalam Upacara Budaya ini terdapat janturan. Janturan merupakan refleksi  tentang kelemahan dan kesalahan di masa lalu, mengoreksi dari hal yang menyimpang dari nilai Pancasila. Janturan ditutup dengan gendhing Mars Semangat Juang 45 yang ditulis oleh Bung Karno.

Pembina upacara naik ke mimbar, seluruh peserta upacar menyanyikan lagu Indonesia Raya dan disusul tembang macapat. Setelah itu pagar ayu dengan langkah kapang gerak menyerahkan teks Pancasila yang dibacakan pembina upacara. Puncak upacara budaya berisi sabda kawentar yang berupa amanat pembina upacara. Pidato tahunan itu mengakhiri upacara budaya.


Kirab Gunungan Limo


Kirab Gunungan Limo adalah kegiatan arak-arakan gunungan limo yang mempunyai menggambarkan lima dasar Pancasila. Kirab Gunungan Limo ini berupa kirab hasil bumi yang dibentuk seperti gunungan. Hasil bumi itu seperti ontong (jantung pisang), kacang panjang, wortel, bawang merah, bawang putih, jeruk dan cabai merah. Ontong dipuncak gunungan yang bertujuan untuk mengingatkan perlunya hati yang bersih dan mengutamakan nurani serta tidak hanya mengandalkan kemampuan otak dan kecakapan semata. Kacang Panjang tumbuh mengikuti lanjaran yang ada. Bawang merah bawang putih pra-lambang eksistensi bapa dan ibu. Sedangkan wortel adalah sayuran asing yang bermaksud sebagai budaya asing yang diterima Bangsa Indonesia.
Dalam membuat gunungan lima tidak boleh meletakkan buah nanas dalam gunungan. Karena nanas memiliki filosofi yaitu nasib buruk atau sial.
Gunungan limo yang dikirab didepan sendiri masyarakat tidak boleh berebut sebelum dibawa masuk ke dalam makam Bung Karno untuk didoakan terlebih dahulu. Setelah selesai didoakan, gunungan limo dibawa keluar makam unttuk ngalap berkah yang diiringi gendhing bonangan. Ngalap berkah adalah mencari berkah dari gunungan tersebut.
Masyarakat percaya bahwa gunungan yang telah diberi doa dari makam Bung Karno memiliki kekuatan gaib, apabila mendapatkan isi nya akan memperoleh berkah. Maka dari itu masyarakat sangat antusias berebut isi dari gunungan limo sebagai bentuk syukur terhadap hasil bumi dan rasa hormat dan berkah kepada Tuhan Yang Maha Esa.

Kenduri Pancasila

Kenduri Pancasila adalah kegiatan terakhir dari Grebeg Pancasila yang berupa selametan, doa bagi arwah Bung Karno. Di kegiatan ini terdapat nasi tumpeng dan doa yang diikuti oleh para staf pemerintah, para umat beragama, serta masyarakat. Kenduri dilaksanakan sebagai bentuk mengirim doa dan meminta keselamatan kepada Tuhan, serta bentuk syukur atas karunia yang selama ini telah dilimpahkan kepada masyarakat kota Blitar.

Itulah tradisi Grebeg Pancasila di Kota Proklamator, yang telah merupakan ciri khas Kota Blitar.
Bila ada salah kata saya mohon maaf sebesar-besarnya. Terima kasih.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline