Lihat ke Halaman Asli

Algoritma untuk Melacak Lumba-lumba dan Penemu Algoritma

Diperbarui: 11 September 2018   03:39

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Abu Ja'far Muhammad Ibnu Musa Al-Khwarizmi, beliau adalah seorang ilmuwan, penemu Algoritma, Aljabar, dan seorang ahli Astronomi | codepen.io

Facebook tak hanya berguna untuk mencari teman lama atau berbagi berita. Algoritma yang sama yang merekomendasikan teman baru di Facebook juga bisa bermanfaat untuk melacak lumba-lumba.

Dalam PLOS Computational Biology, tim ilmuwan dari Scripps Institution of Oceanology di California memperkenalkan algoritma yang bisa menganalisis 52 jutaan "klik" lumba-lumba dan mengidentifikasi tujuh kelompok bunyi yang berbeda.

Kait Frasier dari Whale Acoustic Lab menemukan metode ini secara tak sengaja pada 2010, ketika bencana Deepwater Horizon terjadi. Tumpahan minyak di lepas pantai AS itu mendorong Frasier untuk memantau bagaimana lumba-lumba di Teluk Meksiko bertahan hidup.

Bersama para koleganya, Frasier menempatkan sensor akustik di sekitar teluk. Sensor yang bekerja di bawah laut tersebut berfungsi untuk mendengarkan bunyi "klik" yang dihasilkan lumba-lumba saat melakukan ekolokasi.

sains.kompas.com

Tugas Frasier selanjutnya adalah menyusuri gunungan data yang diperoleh dari sensor, dan mengidentifikasi jenis lumba-lumba yang ada. Ia lantas membayangkan bagaimana teknik yang dipakai Google dan Facebook dapat membantunya melakukan pencarian yang rumit ini.

Maka, pertama-tama, Frasier mencoba menarik semua segmen berisi "klik" lumba-lumba dalam data rekaman suara. Kemudian, ia dan timnya membuat algoritma khusus untuk mengelompokkan bunyi tersebut sesuai profil frekuensi serupa. Berkat algoritma itu, data selama dua tahun dari lima area pun bisa diolah dalam empat hari saja!

Sebuah visualisasi (seperti tampak pada foto di bawah) 

nytimes.com

menunjukkan bagaimana algoritma tersebut mengelompokkan bunyi "klik" yang serupa dengan menemukan struktur yang konsisten. Setiap irisan horisontal menunjukkan bentuk frekuensi dari satu bunyi "klik".

Hasilnya, algoritma tersebut mendapatkan tujuh kelompok "klik" yang unik. Salah satunya konsisten dengan profil istimewa dari spesies lumba-lumba Risso. Ini berarti, algoritma tersebut bisa dimanfaatkan untuk menyusuri keberadaan lumba-lumba saat mereka dalam bahaya.

Algoritma 

Algoritma adalah "langkah-langkah yang sistematis dan logis dalam menyelesaikan suatu masalah". Dengan algoritma maka suatu masalah mestilah dituntaskan secara sistematis, logis serta dapat diuji benar atau salahnya.

Oleh karena algoritma merupakan sebuah konsep, maka setiap orang dapat memiliki algoritma yang berlainan terhadap suatu masalah yang sama. Umpamanya saja, jika ada suatu permasalahan dan solusinya adalah A, maka setiap orang dapat memperoleh dengan algoritma mereka masing-masing, dengan tidak mesti sama akan tetapi menghasilkan output yang sama yaitu A.

Dalam praktiknya, penerapan algoritma haruslah efisien dalam kasus membuat apa saja. Efisien disini berarti algoritma itu harus cepat, tepat dan sederhana.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline