Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu mengatakan bendera Palestina yang dikibarkan saat berlangsung demonstrasi di pusat kota Tel Aviv, pada hari Sabtu, 11 Agustus 2018, adalah sebagai melawan UU Negara dan Bangsa Yahudi.
Pada hari Sabtu itu, puluhan ribu warga Arab melakukan demonstrasi di jalan-jalan Tel Aviv sembari meneriakkan slogan "apartheid tak akan lolos" dan "kesetaraan" di dalam bahasa Arab dan Ibrani. Sembari mereka juga mengibarkan bendera Palestina guna memprotes Undang-undang baru yang dipandang rasis.
"Kemarin kami menerima bukti yang menentang eksistensi Israel..." ujar PM Netanyahu pada sebuah meeting kabinet di Minggu (12/8/2018).
"Bendera-bendera PLO dikibarkan di Tel Aviv," katanya lagi.
Seperti diketahui, Undang-undang yang disahkan oleh Knesset Israel pada bulan Juli 2018 lalu menyatakan bahwa Israel sebagai negara yang eksklusif bagi Yahudi. UU itu dikritik pemimpin politik dan banyak aktivis di seluruh dunia sebagai "rasis" dan "apartheid".
Demonstrasi warga Arab-Palestina pada Sabtu lalu sebagai penentangan terhadap UU tersebut, seraya mereka menyampaikan pesan bahwa tidaklah boleh ada sebuah komunitas yang direndahkan derajatnya oleh alasan ras.
"Mereka mau menghilangkan bendera dan lagu kebangsaan Israel, dan mengubah Israel menjadi negara Palestina. Hal itu semakin memperjelas bahwa UU Negara-Bangsa diperlukan guna memastikan masa depan Israel sebagai negara Yahudi," tegas PM Netanyahu.
Sementara itu, pada hari yang sama (11/8/2018), jet tempur Israel sudah melepaskan satu rudalnya ke tempat sekumpulan pemuda di jalur Gaza.
Saksi mata menjelaskan jet tempur Israel menembakkan satu rudalnya ke sekumpulan pemuda di sebelah timur Kamp al-Barij, bagian tengah Jalur Gaza.
Pihak Israel tidak mengeluarkan pernyataan resmi tentang hal tersebut, dan kubu kesehatan Palestina belum mencatat adanya korban akibat serangan itu.
Adalah sejak akhir Maret lalu sampai saat ini, warga Palestina di Jalur Gaza selalu melancarkan aksi "Great March of Return" dimana para pemuda Palestina sering menyerang pihak Israel dengan menggunakan bom layang-layang. Bom layang-layang ini adalah layang-layang atau balon yang digelantungi minyak dan api.