Menurut jurnalis sains dan penulis Daniel Goleman, kecerdasan emosional adalah kemampuan seseorang mengatur kehidupan emosinya dengan intelijensi (to manage our emotional life with intelligence); menjaga keselarasan emosi dan pengungkapannya melalui keterampilan kesadaran diri, pengendalian diri, motivasi diri, empati, dan keterampilan sosial.
Untuk mengendalikan emosi ternyata butuh di latih. Tidak ujug-ujug bisa. Walaupun mungkin sebagian orang nampaknya sudah terampil. Tetap harus dilatih. Paling efektif sejak dini. Dari kecil.
Sama halnya dengan kecerdasan lainnya. Seperti kognitif. Harus terus dilatih. Tidak mungkin seorang anak langsung bisa mengerjakan soal aljabar dalam sekali pertemuan. Perlu latihan. Sama halnya dengan olahraga. Semua butuh latihan agar terbiasa. Dan tidak ada kata terlambat untuk melatih kecerdasan emosi. Dan kecerdasan ini yang banyak tidak kita sadari. Karena tidak bisa terlihat langsung.
Mungkin di antara kita pernah melihat orang yang begitu sabar dan tenang. Orang itu tidak pernah terlihat emosi seperti marah-marah misalnya. Berbicara dengan nada tinggi misalnya. Mereka itu saya pikir memiliki salah satu keterampilan menjaga kesadaran diri yang baik. Ada orang-orang seperti itu di sekitar kita.
Namun sedikit dari kita yang mau meniru dan menerapkan dalam kehidupan sehari-hari. Padahal ini penting. Mengingat banyaknya hal yang mempengaruhi kehidupan sosial dengan hadirnya sosial media. Semua terlihat hebat. Tidak sedikit juga yang mendapat pengaruh buruk dari apa yang ada didalamnya (sosmed). Ada beberapa cara untuk membangun kecerdasan emosional kita
Terimalah bahwa Anda tidak bisa selalu bahagia
Bahagia adalah hak semua makhluk. Bahagia itu diciptakan. Bukan direbut apalagi dijadikan tujuan. Bahagia itu salah satu yang membuat hidup kita lebih berwarna.
Namun harus disadari juga bahwa kita tidak bisa selalu bahagia. Bagaimana mungkin kita bisa bahagia saat orang disekitar kita sedang dirundung masalah. Saat kita melayat kerabat atau orang yang kita pernah kenal sedang berduka.
Jadi bahagialah pada tempatnya. Begitu kira-kira. Ada saat kita sedih, marah, bahagia. Tidak mungkin selalu bahagia. Karena hidup itu dinamis. Selalu berubah-ubah.
Tidak ada cara lain selain menerima dengan suka duka bahwa kita tidak bisa selalu bahagia. Karena bahagia itu juga tidak bisa dibuat-buat. Siapa sangka, Anda hanya minum kopi saja bisa bahagia. Kadang terjadi tanpa direncanakan. Itu namanya bahagia. So tidak selalu bahagia itu tidak apa-apa kok. Santai aja.
Mulai mengenali emosi orang lain dan diri Anda sendiri