Hampir semua dari kita pernah sekolah. Entah itu yang hanya sampai Sekolah Dasar ( SD ) baik yang lulus maupun tidak sampai selesai. Atau yang full dua belas tahun mulai SD sampai SMA. Kita sering mendengar istilah atau ungkapan seperti ini "kalian tidak mendapatkan ini di bangku sekolah". " kalian tidak pernah belajar hal ini di sekolah". Atau "ini tidak ada di buku". Dan nada sejenisnya. Tidak salah memang. Tapi apakah sebegitu banyaknya hal yang tidak kita dapatkan dari sekolah? Sepertinya ada, hanya mungkin sebagian besar kita tidak menyadarinya. Mungkin kita baru menyadarinya setelah bertahun-tahun tidak sekolah lagi.
Salah satu contoh adalah, bagaimana menghadapi atau menyikapi kegagalan dalam sekolah. Dalam pelajaran tertentu. Tidak kita dapatkan di sekolah. Yang ada adalah sesuai rangking di kelas. Yang ada yang terpintar dan ter tidak pintar. Ketika nilaimu merah, maka setidaknya yang kamu dapatkan adalah tatapan sinis guru.
Ya tidak semua guru. Tapi dari bahasa tubuhnya bisa kita ketahui. Walaupun sang guru mengatakan tidak apa-apa padamu. Namun Bahasa tubuhnya menyatakan sebaliknya. Atau dalam hatinya siapa tahu? "dasar anak bodoh". Mungkin saja.
Apa saja hal yang di ajarkan di sekolah tanpa kita sadari? Baik kita bahas satu per satu. Ini bisa saja tidak dialami oleh sebagian dari kita. Semoga bisa kita rasakan bersama setidaknya bisa menjadi bahan nasehat untuk anak-anak kita kelak.
Kamu Belajar Bahwa Kesuksesan itu Datang Dari Persetujuan Orang Lain
Ketika kita melakukan tugas atau proyek. Kita sudah mengerjakan sepenuh hati. Rajin dan tekun. Lalu menurut kamu, sudah melakukan yang terbaik, merasa sempurna hasil kerjanya. Dan Guru mu berpikir sebaliknya. Kecewa, bisa jadi. Ya kecewa juga pastinya. Tapi disini ada pelajarannya. Bagaimana kita menyikapinya dengan positif. Ingat kegagalan itu adalah sukses yang tertunda. Disini kedewasaanmu di tempa. Apalagi di saat yang sama rekan sekelasmu mendapat persetujuan dari guru yang sama. Sakit memang tapi kamu harus terbiasa bukan?
Kamu Belajar Bahwa Kegagalan Adalah Sumber Malu
Ketika kamu gagal dalam sekolah. Ketika nilaimu tidak masuk ketuntasan minimal. Ketika kamu sudah berusaha dan hasilnya tidak sesuai harapan. Maka kamu akan malu dengan teman-teman sekelas. Ketika namamu di cantumkan dalam daftar nilai dan diumumkan di depan kelas. Mungkin malu dengan gebetanmu, malu dengan adikmu yang lebih cemerlang dibanding kamu sebagai kakak tertua. Semua ini seperti sudah terkondisikan. Menjadi pola pikir umum saat itu. Semoga tidak di zaman milenial ini.
Kamu Belajar bergantung Dengan Kewenangan
Oke ini terdengar sedikit rumit. Tapi maksudnya begini. Saat sekolah kita tidak bisa membuat aturan tertentu. Semua tergantung pada pihak yang berwenang. Dalam hal ini adalah kepala sekolah beserta jajarannya. Kita harus menaati aturan sekolah. Bagaimanapun itu. Seperti aturan berseragam.
Yang tujuan sebenarnya adalah agar tidak terlihat mana yang dari kalangan berada dan kalangan biasa atau sederhana. Mendidik bersikap sederhana. Semua itu bergantung pada kewenangan pihak sekolah. Disini kita belajar untuk mengikuti peraturan sekolah. Suka atau tidak. Ketika ada saran atau masukan untuk sekolah.