Lihat ke Halaman Asli

Rabi`ul Awwal: Bulan Mawlid dan Hijrah Nabi Saw

Diperbarui: 24 Juni 2015   03:11

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Tadi malam, tengah malam 1 Rabiul Awal 1435 tahun silam, di rumah mulia yang sudah dikepung para lelaki pemburu hadiah, Nabi Saw berpesan kepada Ali untuk menggantikan beliau berbaring di atas pembaringan beliau. Sementara beliau akan pergi memulai perjalanan hijrah ke Madinah.

Ali bertanya, "Apakah jika aku menggantikan posisimu di sini engkau selamat di sana, wahai Rasulullah?"

Nabi menjawab, "Ya, saya akan selamat."

"Baiklah, kalau engkau memang akan selamat, aku akan menggantikanmu di sini," kata Ali.

Pemuda duapuluhan tahun ini lebih mencemaskan keselamatan Sang Nabi yang pergi, ketimbang keselamatan dirinya yang berada di rumah yang menjadi target pembunuhan dalam intaian pedang-pedang yang terhunus....

Singkat cerita, di rumah Nabi ini Ali selamat. Usai menghadapi orang-orang garang dengan nafsu membunuh, yang memaksa mendobrak pintu rumah Nabi, dan hampir saja mereka membunuhnya, Ali yang pemberani itu pun menyusul Nabi belakangan…

Atas keikhlasannya menghadapi maut, di ujung pedang-pedang yang siap diayunkan itulah, turun ayat, “Wa min al-naasi man yasyri nafsahu ibtigha`i mardhaatillah, wallahu ra`uufun bi al-`ibad…” Dan di antara manusia ada yang menjual dirinya untuk mencari keridhaan Allah. Allah Maha Penyantun bagi para hamba… (QS al-Baqarah, 2:207)

Saat-saat Nabi hijrah adalah peristiwa yang sangat heroik… Semoga kita kecipratan spiritnya…

Nabi Saw. memulai perjalanan hijrah dari Makkah ke Madinah. Bertolak dari rumah mulia beliau, beliau bertemu Abu Bakar di ujung jalan. Bersamanya beliau berjalan selama 11 hari. Pada 12 Rabi`ul Awwal, beliau menginjakkan kaki di Madinah untuk pertama kali..

Saat dalam peralanan, keduanya sempat singgah di gua Tsur untuk bersembunyi. Saat Abu Bakar gemetar ketakutan meihat para pengejar berada di atas mulut gua, Sang Nabi memberi nasihat, “Laa tahzan… Jangan bersedih.”

“Ingatlah ketika keduanya (bersembunyi) di dalam gua, ketika Muhamamd berkata kepada temannya (Abu Bakar), “janganlah engkau bersedih.”

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline