Lihat ke Halaman Asli

Ashlah Syukriya

Mahasiswi Program Studi Administrasi Bisnis STIAMAK Barunawati Surabaya

Anak Rantau, di Kota Bung Karno (Blitar)

Diperbarui: 21 Februari 2021   23:15

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

dokpri

Kota blitar atau bisa di sebut dengan bumi bung karno karena terkenal sebagai tempat dimakamnya presiden pertama Republik Indonesia dan makam bung karno ini juga di jadikan salah satu tempat wisata di kota blitar. Disini aku akan menceritakan tentang suka duka hidup di blitar dan biaya hidup di blitar yang mencakup biaya kost, biaya makan, transport dan lain-lain.

Meskipun disini bukan pengalamanku sendiri tapi aku mempunyai teman yang kebetulan ditugaskan bekerja di kota blitar yang kurang lebih 6 bulan berada disana, oh iya dia bekerja di salah satu outlet roti di stasiun blitar. Setelah ku bertanya-tanya kepada temanku dapat ku simpulkan bahwa dukanya jadi anak rantau yaitu kita jauh dari keluarga, waktu off day bisa ketemu sih tapi waktu dengan keluarga pasti cuma sedikit dikarenakan perjalanan pun memakan waktu kurang lebih 6 jam.

Tetapi sukanya jadi anak rantau yaitu kita jadi tau rasanya harus bertahan hidup sendiri tanpa bantuan orang lain, bisa belajar mandiri, kenal banyak orang, dan punya banyak temen dari luar kota.

Nah, disini aku akan menjelaskan biaya hidup di blitar itu apa aja sih ?

dokpri

Jadi dari gambar diatas adalah pengeluaran yang pasti temanku keluarkan di setiap bulannya. Yang pertama ada biaya kost dengan harga Rp. 475.000,- per bulan harga ini juga termasuk murah untuk orang yang sudah berkerja.
Yang kedua ada biaya makan dan minum sekitar Rp. 10.000,- dalam sekali makan, dalam sehari temanku makan sebanyak 3 kali jadi totalnya Rp. 30.000,- per hari, jika dihitung perbulan sekitar Rp. 900.000,- untuk biaya makan dan minum.
Yang ketiga ada biaya transportasi, dikarenakan temanku tidak ada kendaraan sendiri untuk pulang pergi dari kost ke tempat kerja ataupun sebaliknya maka temanku memutuskan naik grab sekitar Rp. 10.000,- untuk pulang pergi, jadi biaya transportasi sekitar Rp. 300.000,- per bulan.
Yang keempat ada biaya internet sekitar Rp. 100.000,- per bulan.
Yang kelima ada belanja kebutuhan seperti sabun shampoo, pasta gigi, skincare dan lain-lain sekitar Rp. 300.000,- per bulan.

dokpri

Nah, untuk gambar yang kedua ini adalah pengeluaran yang akan dikeluarkan oleh temanku setiap bulannya tetapi tidak pasti untuk nominalnya  karena keinginan setiap bulan pasti berbeda-beda hehe. Jadi disini aku ambil kira-kiranya ya.
Yang pertama ada biaya untuk nongkrong di cafe dengan teman-teman sekitar Rp. 100.000,- per bulannya.
Yang kedua ada biaya camilan yang biasanya beli di indomaret atau pinggir jalan untuk ngemil di kost pada saat main hp ataupun lihat tv sekitar Rp. 300.000,- per bulannya.
Yang ketiga ada biaya untuk shopping atau belanja misal ingin beli baju, sepatu, dan accesories lainnya di online ataupun di mall sekitar Rp. 200.000,-per bulannya.  

Dari tulisan diatas, dapat saya simpulkan bahwa pengeluaran untuk hidup di blitar sekitar kurang lebih Rp. 2.675.000,- per bulannya. Wah, lumayan cukup banyak ya untuk pengeluarannya. Tetapi pengeluaran biaya hidup kembali kepada kebutuhan masing-masing kalian yaa, karena setiap orang pasti juga memiliki kebutuhan hidup yang berbeda-beda. Jadi gimana ? apakah kalian tertarik untuk jadi anak rantau khususnya di kota blitar ? hehe. Demikian yang bisa saya sampaikan mengenai biaya hidup di kota blitar, semoga bermanfaat bagi anda terutama yang ingin merantau di blitar.

Terima kasih, stay safe semuanyaaa.

(Ashlah Syukriya-STIAMAK Barunawati, www.stiamak.ac.id, 17.10.2020)




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline