Lihat ke Halaman Asli

Ashira Nalanie

Mahasiswa Universitas Airlangga

Revitalisasi Taman di Bandung: Dari Keindahan Berujung Tak terurus

Diperbarui: 13 Desember 2024   02:27

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Taman Alun-alun Regol Bandung (Sumber: foto pribadi penulis)

Terpilihnya Ridwan Kamil menjadi Wali Kota Bandung pada periode 2013-2018 menciptakan banyak perubahan untuk kota Bandung, salah satunya pada bidang tata kota. Seperti yang kita ketahui Ridwan Kamil merupakan lulusan arsitektur Institut Teknologi Bandung (ITB). Maka dari itu, tidak heran lagi jika Ia sangat menunjukkan antusiasmenya dalam membenahi kota Bandung untuk menjadi lebih indah lagi. Beliau memiliki misi untuk membuat Bandung menjadi kota hijau. Salah satu sasaran utama untuk mencapai misi tersebut adalah dengan merevitalisasi seluruh taman di Bandung.

Revitalisasi Taman: Hasil Nyata Dari Visi Hijau Bandung
Dalam kurun waktu lima tahun, terbitlah keberhasilan dari usaha yang telah dilakukan oleh Ridwan Kamil. Banyak sekali taman-taman yang berhasil direvitalisasi maupun taman-taman yang baru dibangun. Uniknya, mungkin karena didukung latar belakang pendidikan Ridwan Kamil yang berkecimpung di bidang arsitektur, taman-taman ini sangat eye catching dengan infrastrukturnya yang menarik, sehingga turis dari dalam maupun luar negeri biasa datang untuk sekadar duduk santai menikmati suasana alam kota Bandung. Taman-taman ini juga kerap memiliki tema sendiri seperti Taman Superhero, Taman Musik, Taman Film, Taman Skateboard, dan Taman Cempaka dengan tema fotografi. Ada juga taman-taman yang sangat bermanfaat seperti Taman Lalu Lintas yang berperan sebagai taman edukasi tentang keselamatan lalu lintas dan Taman Lansia yang biasa digunakan untuk berolahraga di pagi dan sore hari. Juga ada beberapa taman yang biasa ramai dikunjungi saat weekend untuk bersantai ria dengan teman atau tempat bermain anak-anak seperti Taman Balaikota Bandung, Taman Alun-alun Bandung, dan Taman Jomblo.

Terbentuknya taman-taman ini seperti gebrakan baru untuk warga kota Bandung. Ada masanya dimana bermain ke Taman Balaikota seperti suatu trend untuk masyarakat setempat maupun luar kota atau luar negeri. Banyak dampak positif yang dirasakan dengan terbentuknya taman-taman ini, seperti membuat kita menjadi terdorong untuk meluangkan waktu bersama keluarga di hari libur untuk bermain ke taman dan juga menaikkan peluang ekonomi di sekitar area taman.

Namun, kebahagiaan ini tidak berlangsung lama. Setelah selesainya masa jabat Ridwan Kamil sebagai wali kota, perlahan-lahan taman di kota Bandung mulai rusak dan tidak terurus. Keruskan taman-taman ini dapat dilihat dari rumput yang mulai gundul dan tidak subur, pepohonan yang terlalu lebat, lantai yang pecah dan tidak layak dilewati, bangku taman yang kotor dan reyot, lampu-lampu yang mulai meredup bahkan padam. Dikutip dari republika, per 2019, jumlah taman kota yang membutuhkan perbaikan mencapai 60 persen. Contohnya di Taman Superhero dan Pet Park, besi-besi kursi di area bermain mulai berkarat dan keropos. Kondisi itu diperparah dengan rusaknya fasilitas taman bahkan sejumlah sarana pendukung lainnya dipenuhi coretan. Di Pet Park, suasana lingkungannya sudah ditumbuhi dengan rumput ilalang dan sekelilingnya sudah tak layak untuk relaksasi hewan. Di Taman Alun-alun Bandung, kebersihannya hanya bertahan selama tiga tahun, setelah tiga tahun diresmikan rumput sintetis mulai kusam dan sejumlah fasilitas seperti taman bunga serta taman bermain anak dibiarkan rusak. Sangat disayangkan dengan tingkat kerusakan yang cukup parah, masyarakat jadi merasa kurang nyaman sehingga terjadi pengurangan pengunjung yang cukup signifikan.

Kursi di Taman Alun-alun Regol yang sudah rusak dan tidak terurus (Sumber: foto pribadi penulis)

Penyebab Kerusakan: Kurangnya Pemeliharaan dan Perilaku Masyarakat
Banyak kemungkinan yang bisa menjadi penyebab rusaknya taman di kota Bandung. Salah satunya adalah kurangnya anggaran untuk pemeliharaan taman. Pada 2019, anggaran pemeliharaan taman mengalami penurunan dibandingkan tahun sebelumnya dikarenakan adanya efisiensi anggaran akibat defisit APBD, dari yang sebelumnya sebesar 19 miliar menjadi 14 miliar. Dengan adanya penurunan anggaran tersebut berdampak terhadap jumlah SDM petugas kebersihan yang berkurang.

Selain masalah anggaran, perilaku masyarakat turut berkontribusi terhadap keruskan taman-taman di Bandung. Misalnya, banyak pedagang kaki lima yang berjualan di area taman, padahal area tersebut seharusnya difungsikan untuk rekreasi dan bukan sebagai tempat berdagang. Meskipun Pemkot Bandung telah menyediakan tempat yang lebih sesuai, masih banyak yang melanggar aturan tersebut. Selain itu, kebiasaan membuang sampah sembarangan menjadi masalah serius yang memperburuk kondisi taman. Tak hanya itu, beberapa alat bermain anak juga dilaporkan hilang karena dicuri. Keruskan taman juga sering kali disebabkan oleh aksi-aksi besar seperti demo dan arak-arakan pendukung persib yang meninggalkan dampak signifikan pada kondisi taman-taman di kota Bandung.

Ke depannya, diharapkan pemerintah dapat lebih memperhatikan keberlangsungan taman-taman di Bandung dengan mengimplementasikan kebijakan yang lebih tegas dan efektif. Selain itu, diperlukan kesadaran dan tanggung jawab yang lebih besar dari masyarakat dalam menjaga lingkungan sekitar. Masyarakat perlu memahami bahwa taman adalah aset bersama yang harus dilestarikan untuk kepentingan kita semua. Oleh karena itu, mari kita bersama-sama mencintai Kota Bandung dengan menjaga segala fasilitas yang telah dibangun oleh pemerintah, termasuk dengan membuang sampah pada tempatnya dan mematuhi aturan yang ada. Dengan kolaborasi antara pemerintah dan masyarakat, kita dapat menciptakan lingkungan yang lebih bersih, indah, dan berkelanjutan. Maka dari itu, mari bersama kita menjaga keindahan Kota Bandung!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline