Lihat ke Halaman Asli

Cara Mempengaruhi Orang Lain

Diperbarui: 25 Juni 2015   05:06

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Terkadang dalam pergaulan sehari-hari kita ditemukan dengan masalah-masalah yang tidak bisa kita selesaikan sendiri, akan tetapi kita butuh bantuan dari orang lain. Tentunya untuk mengajak orang lain agar mengikuti apa yang kita inginkan bukan hal yang sulit ketika kita mengetahui ilmunya. Hal pertama yang ingin saya katakan bahwa kebutuhan dasar setiap manusia adalah sama, yaitu kita sama-sama ingin diakui oleh orang lain dan ini berlaku baik bagiseorang pemimpin ataupun seorang bawahan. Orang yang merasa kebutuhan primernya tersebut sudah terpenuhi akan lebih mudah diajak berurusan karena dia pasti akan lebih ramah, Begitupun sebaliknya dengan orang yang merasa harga dirinya belum terpenuhi.

Sudah menjadi tugas kita ketika kita menginginkan orang lain mengikuti apa yang kita inginkan untuk memenuhi kebutuhan pokok mereka. Hal ini berguna supaya hubungan kita dengan dia agar lebih baik.

Berangkat dari permasalahan diatas, tentunya saya ingin menyampaikan bahwa ada beberapa cara yang bisa kita lakukan kepada orang lain agar mereka ikut dengan kita. Yang pertama, kita harus menanamkan dalam benak kita bahwa semua orang didunia ini adalah orang penting. Dan jangan sekali kali kita mengakui bahwa seseorangitu penting, akan tetapi sebenarnya dalam hati kita tidak demikian. Yang kedua, kita harus memberikan aset besar yang kita miliki kepada orang lain. Karena semua orang membutuhkan ini. Akan tetapi kebanyakan dari kita tidak pernah menyadari bahkan tidak mengetahui bahwa sebenarnya kita mempunyai kekayaan yang sangat dibutuhkan orang lain.

Mari kita memikirkan bagaimana caranya kita bisa meningkatkan hubungan dengan orang lain secara baik. Kita bisa mengingat ingat singkatan ajaib ini,HDR/PM (Harga Diri Rendah menyebabkan Pertikaian dan Masalah). Sudah merupakan kenyataan yang sangat populer bahwa orang yang berada di puncak lebih midah diajak berurusan dibandingkan dengan orang kelas teri. Untuk menjadi orang jahat, kita harus menurunkan harga diri kita. Karena ketika harga diri kita sedang merosot dan kesulitan, pertiakian akan datang dengan mudah. Ketika harga diri menjadi cukup rendah, apapun bisa menjadi ancaman.

Ego yang lapar adalah ego yang jahat. Membandingkan ego dengan perut sangat tepat untuk menjelaskan mengapa seseorang bertindak sebagaimana yang mereka lakukan. Seseorang yang makan kenyang tiga kali sehari tidak terlalu memmikirkan perutnya, tetapi seseorang yang tidak makan dua sampai tiga hari dan menjadi benar-benar lapar dan seluruh kepribadiannya akan tampak berubah. Dari orang yang periang dan pemurah cendrung akan menjadi suka bertenngkar dan jahat. Dia jadi lebh suka mencela dan tidak ada satu apapun yng dapat memuaskannya. Tidak ada gunanya bagi teman yang beritikad baik yang menghampirinya dan mengatakan bahwa masalahnya hanyalah “bahwa dia terlalu memikirkan oerutnya”dan bahwa dia harus mengalihkan fikiran dari perutnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline