Lihat ke Halaman Asli

Isu di Balik Keindahan Pantai Coro, Tulungagung

Diperbarui: 11 Desember 2022   15:53

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pantai Coro, Tulungagung (dokpri)

Siapa yang tidak tahu bahwa Kabupaten Tulungagung yang terletak di Provinsi Jawa Timur ini sebenarnya menyimpan 1001 keindahan alam, mulai dari pegunungan, air terjun, persawahan hingga pantai, dan tidak semua pula sudah tersentuh oleh manusia apalagi pembangunan. Padahal, pembangunan fasilitas dan akses dinilai sangat penting bagi kemajuan pada bidang pariwisata nya. Salah satu contohnya adalah Pantai Coro. 

Pantai Coro adalah salah satu objek wisata bahari pantai yang terletak di Desa Besole, Kecamatan Besuki. Pantai ini termasuk dalam satu area dengan Pantai Popoh dan tiket masuk ke pantai ini dibandrol sekitar Rp 8.500 untuk per orangnya. Pantai coro menyuguhkan keindahan alam dengan pesona pasir putih yang sangat memanjakan mata. Wisatawan yang hobi hunting foto dan membuat video dapat mengexplore spot terbaik disini serta dapat dijadikan tempat camping bersama teman maupun keluarga. Pantai Coro ini sebenarnya sudah cukup terkenal dan sudah tersentuh oleh manusia, tetapi bagi orang awam pantai ini sebenarnya terbilang kurang friendly, mengapa demikian? 

Pada bulan November lalu, Saya dan teman-teman sempat mengunjungi Pantai Coro. Dikarenakan cuaca di Kabupaten Tulungagung tidak dapat diprediksi dan lebih sering hujan, pada awal bulan November, pesisir Kabupaten Tulungagung sempat dilanda bencana yaitu banjir bandang dan longsor yang menyebabkan beberapa pantai dan fasilitasnya harus ditutup. Hal ini juga berimbas pada Pantai Coro, karena sesampainya disana, pantai terbilang sangat kotor karena banyak ranting dan bebatuan yang ikut terseret ombak berada di tepian pantai dan tidak ada yang membersihkan. Selain itu, jalan akses menuju pantai ini harus kami tempuh berjalan kaki sejauh 1,5 km, jalanan terdiri dari bebatuan dan tanah, sehingga berlumpur di musim hujan seperti ini.

Trek bebatuan yang harus dilalui untuk menuju ke pantai (dokpri)

Dari permasalahan terkini, beberapa yang harusnya menjadi perhatian adalah fokus pada peningkatan fasilitas serta aksesibilitas. Pada fasilitas, diantaranya adalah sangat perlunya pembangunan daya tarik wisata seperti wahana aktivitas alam, fasilitas penjaga pantai serta papan penanda atau peringatan bagi wisatawan. Pada aksesibilitas tentunya adalah pembukaan serta pembangunan jalan baru yang beraspal agar dapat dilalui oleh kendaraan roda dua maupun roda empat, sehingga memudahkan akses wisatawan menuju pantai.  

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline