Dari Sabang sampai Merauke, Indonesia terdiri dari berbagai suku, bangsa, dan agama. Dilihat dari suku, secara spesifik suku Jawa menempati tempat terbesar dalam populasinya. Dengan begitu tradisi dan budaya dalam masyarakat jawa pun beraneka ragam.
Diantara banyaknya tradisi dan budaya, tidak sedikit yang tahu tradisi dibeberapa tempat khususnya daerah yang dikenal sebagai sebutan kota santri, yaitu Gresik. Sebelum melangkah lebih jauh, kita intip dahulu dimana letak kabupaten Gresik. Dilansir dari www.gresikkab.go.id letak geografis kota Gresik berada di sebelah kota Surabaya dan di sebelah timur, berbatasan langsung dengan selat Madura. Kabupaten Lamongan yang lebih akrab disapa kota soto terletak di sebelah barat. Di sebelah utara ada laut jawa membentang serta kabupaten Sidoarjo dan Mojokerto di sebelah selatan. Dalam peta bisa dilihat bahwa daerah tersebut terletak dipesisir yang memanjang di kecamatan Gresik, Bungah, Sidayu, Ujungpangkah, dan lainnya. Karena letaknya dipesisir, sepanjang jalan pantura Gresik-Lamongan anda akan dimanjakan pemandangan tambak ikan bandeng, udang, dan sebagainya. Sebaliknya jika anda menuju Gresik lewat jalur tersebut ketika memasuki daerah Manyar anda akan disuguhi kawasan industri seperti Mie Sedaap, Joco Bebe, Maspion dan masih banyak lagi.
Sebelum melangkah lebih jauh, kita intip yuk apa saja dan dimana tradisi pasar unik yang ada di Indonesia. Ternyata dalam beberapa tempat atau daerah ada sebuah pasar yang menyediakan barang unik dan justru terbilang aneh anti mainstream. Seperti di Manado, ada pasar Berina Timohon yang menjual daging kucing, kelelawar, tikus, kera & ular siap masak. Tempat ini cocok untuk anda yang ingin memacu adrenalin dan bermain darah, khususnya para vegetarian. Terdengar aneh bukan, tetapi bagi penduduk Manado sendiri itu adalah hal yang lumrah. Pernah mendengar istilah ‘Sarkem’? untuk orang-orang yang bermukim di Yogyakarta dan sekitar pasti sudah tidak asing lagi. Sarkem adalah singkatan dari Pasar Kembang dan nama pasar kembang sendiri diambil dari nama jalan yang menjadi markas para ‘bunga’. Disekitar daerah tersebut juga berjajar motel-motel yang siap menemani para ‘tamu’ yang ingin menjajal sisi lain kota Yogyakarta. (www.hipwee.com)
Berhubungan dengan pasar, Gresik juga punya tradisi ‘pasar unik’ yang juga merupakan budaya leluhur sejak zaman dulu. Pasar ini dikenal dengan sebutan Pasar Bandeng. Jika melihat dari literatur sejarah Gresik, pasar ini merupakan warisan yang awalnya dipelopori oleh sebuah gerakan masyarakat golongan menengah ke bawah, seperti petambak dan murid Sunan Giri untuk menyambut lebaran. Karena pada zaman dulu masyarakat masih belum terbantu perekonomiannya, maka kira-kira abad 15 Sunan Giri membantu perekonomian setempat dengan cara mengolah dan memasarkan hasil bumi. Di Gresik sendiri termasuk wilayahnya yang kurang subur, oleh karena itu perlu adanya pengembangan dalam pertambakan dengan solusi adanya pasar bandeng tersebut. Kegiatan ini berlangsung hingga saat ini.
Pasar Bandeng diadakan selama satu tahun sekali yakni dua malam sebelum malam takbiran dalam rangka menyambut hari raya idul fitri dengan tujuan memeriahkan hari kemenangan islam. Ini adalah bentuk rasa syukur akan rezeki yang melimpah dan diberi kepiawaian dalam bidang pertambakan. Selain itu, dalam upaya melestarikan tradisi agar tidak pudar untuk tahun-tahun selanjutnya. Sehingga dihari tersebut, masyarakat dalam atau luar kota ikut andil didalamnya atau hanya berekreasi dan berbelanja berbagai kebutuhan lebaran. Karena memang dalam pasar ini, bukan khusus menyediakan hasil pertambakan saja, melainkan barang-barang khas lebaran seperti baju koko, busana muslim, perlengkapan ibadah, dan juga bunga sedap malam untuk pajangan rumah. Menurut info dari beberapa sumber, tempat pelaksanaan pasar ini sendiri dari jl. Samanhudi, Jl. Gubernur Suryo, Jl. Santri dan Jl. Basuki Rahmat. Hitungannya sekitar 2 kilo lebih. Meskipun begitu, tak menyurutkan niat dan antusias masyarakat walau harus berdesakkan dengan pengunjung lain.
Selain itu, ada satu kegiatan istimewa dan merupakan kegiatan pokok dalam tradisi ini adalah pelelangan bandeng besar-besaran. Tentunya bandeng-bandeng yang disediakan bukan yang ada pada umumnya. Khusus acara ini, kita dapat merasakan bandeng yang gurih, tidak bau tanah, dan super besar. Bahkan ada sebagian orang berduit yang sengaja berburu bandeng terbaik dan bermutu tinggi tak peduli harganya yang terlampaui tinggi. Ada juga semacam perlombaan bandeng , yang terberat dan terbesar akan mendapat hadiah jutaan rupiah. Tak heran, petambak yang hadir tumpah ruah berpartisipasi dan berkompetisi. Dengan adanya hal ini para petambak bandeng dapat terus membudidayakan tambaknya menjadi lebih baik lagi.
Sekian info dari saya. Terus lestarikan tradisi dan budaya terutama di daerah masing-masing dan semoga tradisi ini (pasar bandeng) lebih diminati masyarakat luas agar bertambah perkembangannya. Dan ketika orang mendengar Gresik, maka Pasar Bandeng bukan lagi sesuatu yang tabu.
Sumber gambar: instagram
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H