REVOLUSI SPIRITUAL
Ada pandangan yang dinasihatkan para leluhur yaitu tentang Kedudukan Tuhan terhadap UmatNYA (manusia bersama jin, setan, iblis malaikat) dan seluruh mahluk hidup (tumbuhan, hewan, bakteri, virus), seperti sama halnya antara kedudukan "Negara dengan Rakyat, aparatur penyelenggara negara dan dengan Presidennya."
Para leluhur menasihatkan bahwa
Tuhan dan Negara adalah Sumber Kekuasaan yang Memberi dan Membatasi kekuasaan kepada setiap yang berkuasa.
Maksudnya, setiap kekuasaan dibatatsi oleh kekuasaan itu sediri. Jadi tidak ada ke kekuasaan yang sewenang-wenang. Apalagi sampai diperebutkan.
Tuhan adalah yang Kuasa Jadikan manusia sebagai penguasa di bumi dan langit.
Maka Tuhan Ridho tidak jadi penguasa dalam kehidupan. Tuhan juga Ridho memberikan semua "Sifat dan KuasaNYA" hanya kepada manusia.
Tuhan Ridho Menyerahkan segala yang Dikehendaki ada menjadi milik seluruh umat manusia.
Tuhan adalah Sang Hidup yang Menghidupkan, Menghidupi serta Memberi Kehidupan dan Penghidupan sehingga setiap yang hidup mampu hidup dengan sendirinya.
Tuhan adalah Hidup yang senantiasa Menghidupkan setiap mahluk yang mampu hidup dengan sendirinya.
Tuhan tidak pernah mematikan siapapun. Sebab semua yang hidup pasti bisa mati dengan sendirinya.
Menurut leluhur. Keberadaan Tuhan dan Negara harus dinyatakan Ada oleh manusia. Tuhan dinyatakan Ada dengan ucapkan syahadat. Negara dinyatakan ada dengan ucapkan proklamasi.
Para leluhur juga menasihatkan bahwa Negara adalah sebagai wujud Tuhan yang memberi dan membatasi setiap kekuasaan yang ada pada diri setiap warga negara maupun lembaga, institusi, perserikatan dan organisasi.
Para leluhur Bangsa Indonesia tidak merasa sebagai generasi paling hebat. Tetapi mungkin lebih merasa sebagai generasi masa silam yang sudah menyadari diri serba dalam keterbatasan dan ketergantungan mereka terhadap sesama.
Nasihat leluhur bukan tertulis dalam kitab suci agama. Melainkan selalu diajarkan dan diamalkan dalam kehidupan bersama pada keseharian
Demikian. Disampaikan terimakasih kepada yang sempat baca tulisan ini.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H