Lihat ke Halaman Asli

Moh. Ashari Mardjoeki

Senang baca dan tulis

Islam Nusantara Tidak Paham Moderenisasi?

Diperbarui: 12 April 2020   08:14

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

REVOLUSI SPIRITUAL

Agaknya para ulama penggagas  Islam Nusantara bingung dengan kenusantaraannya? Sehingga wajar jika menghadapi kehidupan yang senantiasa memperbarui peradaban jadi seperti tidak tahu surat apa yang sebaiknya jadi rujukan. Paling-paling hanya surat yang menyerukan "carilah ilmu sampai negeri Cina."

Islam adalah agama yang sempurna. Ya, benar. Sejak lama semua ulama besar mengakui dan menerimanya. Tetapi dapatkah  para ulama membuktikan kesempurnaannya?

Kiranya belum ada yang tunjukkan bukti kesempurnaannya.

Jika mereka sudah bisa membuktikan kesempurnaannya barangkali tidak akan muncul nama yang disebut isis--islam sesat insan setan; dan mungkln juga tidak akan ada ide bikin "mahzab" Islam Nusantara.

Kalimah taukhit saja yang tidak pernah berubah hurufnya sampai hari ini sering timbulkan heboh karena dibuat atau diperlakukan untuk "bendera taukhit," saking gak ngerti akan makna yang terkandung dalam kalimah dan juga gak tahu hakikat sebuah bendera

Para penggagas Islam Nusantara tampaknya tidak menangkap makna perubahan pembaruan/moderenisasi hidup bertuhan yang disampaikan kalimah taukhit yang Disuarakan Nabi Muhamad SAW.

Pada hal leluhur Bangsa Indonesia (bukan leluhur bangsa Nusantara yang tidak ada) yang menerima Islam sejak lama sudah ada yang menyatakan bahwa kita hidup selalu pada hari baru yang segar dan nikmat.

Setiap hari yang dikatakan sebagai "hari ini" adalah hari baru yang terus berlanjut dengan "hari ini" berikutnya yang kekal.

Di NKRI sebagai satu-satunya negara yang ber-Tuhan di alam semesta, semua agama tidak terpisahkan dengan nama negara.
Jadi tidak ada yang disebut Islam nusantara. Yang ada Islam Indonesia. Karena para leluhur yang beragama sudah berikrar jadi Bangsa Indonesia.

Sejarah memberi jejak dalam kehidupan berbangsa dan bernegara ada Islam yang disebut Sunda Kawitan dan ada pula yang disebut Subud, Pangetu, Saptodarmo, Naqsabandiyah, Manunggal, Amanah Keagungan Illahi. Ada juga Kejawen, belum lagi yang disebut Islam Aboge dll.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline