Lihat ke Halaman Asli

Ashalief Fauzan D

Mahasiswa S1 Antropologi Universitas Airlangga

Partisipasi Politik Mahasiswa terhadap Persiapaan Pemilu Indonesia 2024 dan Kaitannya dengan Teori Kebudayaan dan Kepribadiaan

Diperbarui: 30 November 2022   03:34

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Indonesia merupakan negara demokrasi, yang dimana kedaulatan berada pada tangan rakyatnya. Keikutsertaan WNI(Warga Negara Indonesia) dalam Pemilihan umum merupakan salah satu kewajiban dan tanggung jawab bagi para setiap WNI . Partisipasi politik dalam sebuah negara merupakan sebuah hal yang substansial. Salah satu indicator demokrasi yaitu dengan tinggi atau rendahnya partisipasi politik.            

Herbert McClosky menjelaskan bahwa partisipasi politik merupakan kegiatan masyarakat yang merujuk pada pengambilan bagian dari pemilihan penguasa, dan secara langsung atau tidak langsung, dalam proses pembentukan kebijakan umum. 

Secara konseptual partisipasi politik merupakan kegiatan individu warga negara dalam kehidupan politik. Dari unsur masyarakat sendiri yang berpartisipasi politik, Mahasiswa merupakan salah satu unsur masyarakat yang turut aktif dan andil dalam partisipasi politik di Indonesia, terutama pada saat pemilu. 

Mahasiswa biasanya menjadi garda terdepan generasi muda dalam berkontribusi dalam pemilu Indonesia, Contohnya dalam Pemilu Indonesai 2024 yang akan mendatang.

Melihat persiapan pemilu pada tahun 2024, peran mahasiswa sangat dibutuhkan untuk bisa berpartisipasi penuh dalam mengawal pemilu 2024 ini sampai akhir, yang dimana kita ketahui sendiri di setiap tahunnya, pemilu memiliki kejutan-kejutan yang tak terduga dari masing-masing calon pemilu tersebut.

Mahasiswa menjadi obyek yang menarik. Hal ini disebabkan mahasiswa mempunyai "ciri khas tersendiri" yang membuat ia menjadi berbeda dengan masyarakat lainnya. 

Ciri khas dari mahasiswa adalah selain ia mempunyai pendidikan relatif tinggi, mahasiswa juga sebagai "mahluk" yang "kreatif" dalam perilakunya, "dinamis" dalam melakukan pencarian dan pengembangan potensi diri, "kritis" dalam melihat dan merespon realitasnya dan memiliki idealisme yang cukup tinggi. 

Sehingga ia selalu sensitif terhadap apa yang terjadi pada lingkungan dimana ia hidup. Seperti yang dikemukakan Lewis Coser : “mahasiswa merupakan cendekiawan, yaitu orang-orang yang kelihatannya tidak pernah puas menerima kenyataan sebagaimana adanya..., mereka mempertanyakan kebenaran yang berlaku suatu saat, dalam hubungannya dengan kebenaran yang lebih tinggi dan lebih luas”.

Berdasarkan keterkaitan Partisipasi politik mahasiswa dengan Teori Kebudayaan dan Kepribadian dalam antropologi, teori ini menjelaskan tentang kepribadian manusia, yang karyanya menyangkut usaha untuk mengerti mengapa dan bagaimana pribadi bisa berbeda satu sama lain. 

Pada hakikatnya teori ini mempelajari perilaku suatu kolektif, dan mencari motif apa yang ada di belakang pelaku tersebut perilaku tersebut. Oleh karena itu, teori kepribadian dan kebudayaan adalah teori yang menjembatani suati kebudayaan dan kepribadian yang menjadi fokus dari dua ilmu yang berbeda. Contohnya sendiri pada golongan mahasiswa terhadap pemilu 2024, ada beberapa mahasiswa yang bisa saja menjadi tim sukses dari calon pemilu tersebut. 

Hal itu di latar belakangi dengan adanya keiinginan individu itu sendiri atau karena keterkaitan orang tua yang menjadi tim sukses calon itu juga, atau bisa juga pada waktu semasa anak-anak para mahasiswa ini telah ditumbuhkan jiwa perjuangan terhadap partisipasi politik di esok harinya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline