Lihat ke Halaman Asli

Kecuali Kamu

Diperbarui: 25 Juni 2015   06:55

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

“Kecuali kamu… kecuali kamu yang membuatku percaya. Kecuali kamu, kecuali kamu yang membuatku jatuh cinta…”

Hujan yang begitu deras menjebakku di antara jalan raya yang terpenuhi oleh air langit. Sore ini begitu dingin, beku. Lirik yang membuatku tergugah dari lamunanku di sebuah toko bersama teman kursusku, sebuah lagu yang kini kusukai dan sering ku lantunkan di saat-saat hujan dan sepi seperti ini. Hujan tak kunjung reda, sementara bandul jam di lenganku terus berjalan. Aku hanya melihat sekeliling, memastikan keadaan bahwa air mulai berhenti. Namun tidak jawabnya. Aku hanya termenung mendapati sebuah pesan singkat masuk yang bergetar di tanganku. Ternyata dia, dia yang jauh disana. Dia merindukanku, dan ada di saat aku terdiam membisu. Membawaku ke dunia yang tak pernah terfikirkan olehku sebelumnya. Waktu yang begitu cepat membawaku kembali ke rumah dengan keadaan basah dan sangat basah. Tak ada sedikitpun kering yang tersisa.

Ku salin pakaianku dan ku ambil kamera untuk mengambil beberapa potret pemandangan luar yang sedang diguyur hujan begitu sering. Indah… ku pandangi beberapa hasil jepretanku dari dalam rumah itu. Ku lihat kembali jam di dinding, rasanya begitu lambat berjalan. Ku pakai jaket tebal hangat yang sedikit mengurangi rasa gigilku. Sore ini rasanya begitu dingin, namun cinta yang berhasil menghangatkannya. Dan itu, Dirimu…

-Amirush Shaffa Fauzia-

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline