Lihat ke Halaman Asli

Rohmadi

Guru dan Pustakawan di Ma'had Bustanul Quran Assuryaniyah Bekadi

Menjaga Hati Pasti Bahagia

Diperbarui: 28 Februari 2024   17:27

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Diary. Sumber ilustrasi: PEXELS/Markus Winkler

Hati yang bersih berarti hati itu terasa hidup dan sehat, sebaliknya hati yang kotor pasti nampak hati itu terkena penyakit hati yang sering menyifati hati itu telah mati. Berbahagialah bagi yang bisa menjaga hati. 

Inilah sekilas goresan sebuah pena berawal dari kata hati, dengan hati. Semoga bermanfaat. Secara khas buat pribadi yang menulis, dan secara umum bagi umum yang membaca goresan pena dengan bahasa hati. Menulis dengan hati itu penting, agar semua yang tertulis ini bisa masuk ke hati. Dari hati ke hati. Ya, ini biasa terucap dalam bahasa cinta.

Kenapa saya tulis "Jagalah Hati, Pasti Bahagia"? Semoga bermanfaat bagi yang membaca tulisan ini. Hal ini saya berbagi pengalaman, sepertinya mengesankan. Buat jati diriku maupun bagi orang lain. 

Ini pengalaman yang mengesankan, saat saya menempuh perjalanan dari kota hujan Bogor, di desa Jampang Kecamatan Gunung Sindur menuju ke kota industri Bekasi, tepatnya di daerah wilayah Setu-Bantar Gebang, Cimuning Mustika Jaya kota Bekasi. 

Kenapa perlu menjaga hati dan pikiran? Secara khas, saya berharap agar berada dalam kebaikan. Memang, hati dan pikiran yang bersih, pasti akan membawa keberkahan. Sebaliknya, jika lalai hatinya hingga pikirannya teracuni perkara yang buruk, ternyata memberi pengaruh yang buruk bagi seseorang.

Jaga hati akan menjaga pandangan, pendengaran dan ucapan. Seseorang pasti akan mendapat ujian. Ujian hidup berbeda dengan ujian sekolah. Dalam hidup akan mendapat ujian setiap waktu dan setiap hari. Baik ujian dalam kesehatan, keluarga maupun dalam pekerjaan. Sementara untuk ujian sekolah, biasanya di lakukan jika materi ajar selesai, atau sesuai dengan kalander pendidikan. Hal ini bila ada penilaian atau dalam sistem kurikulum merdeka dengan istilah sumatif tengah semester (STS), Sumatif Akhir Semester (SAS), dan Sumatif Akhir Tahun (SAT) atau sering menyebutnya dengan Ujian Kenaikan Kelas (UKK). Bagi yang bisa menjaga hati dan pikiran, pasti bahagia. Bentuk bahagia ini membawa keuntungan, tiada kata "rugi."

Atau ketika hati kita kosong, hanya rasa terbesit bisikan yang buruk, jika sesuatu yang tidak kita inginkan, berarti sesuatu itu bukanlah sebagai ujian hidup, namun sebagai peringatan dari Allah SWT, agar kita harus menjaga hati. Selalu ada kesadaran akan hubungan dengan-Nya. 

Saat tiba di perempatan di Cibinong, saya berhenti karena sedang lampu merah. Saya tatap arah ke depan, lalu saya arahkan ke kiri atas terlihat sepanduk yang memberi informasi adanya acara tabligh akbar bersama seorang habib. Beliau tinggal di daerah Cisarua dekat Ciawi kearah puncak Bogor. Saya nggak sebut namanya, karena malu. Memang saat saya bersamanya waktu studi di kampus, saling bekerjasama.

Lalu, saya lihat wajahnya di gambar tersebut. Ternyata ia adalah satu teman satu angkatan studi di Universitas berwarna putih di kota hujan, letaknya di tol Ciawi. Sebelum masuk ke sekolah perguruan tinggi tersebut, perlu melewati masjid Amaliah Ciawi. Ya, banyak yang menyebutnya dengan kata UNIDA Bogor. 

Terbesit dalam hati kotor, terucap kata: " eh...ia kan habib yang tinggi badannya, kulitnya hitam manis, seringkali saya mengerjakan tugas materi makalah yang akan ia sampaikan. Hmm...sering iseng juga padaku. Nggak papa lah...saya juga dapat makanan darinya." 

Terlihat lampu hijau, akhinya saya mulai berjalan. Waktu saya sampai batas penyeberangan jalan, saya merasa motor seperti tergoyang-goyang. Lalu, saya perhatikan ke bawah menuju ke ban belakang ternyata ban kempes. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline