Lihat ke Halaman Asli

an anta

penikmat baca tulis

Keluarga Sepak Bola Indonesia, Juara!

Diperbarui: 25 Juli 2018   11:23

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

sumber gambar : pikiran-rakyat com

Penyelenggaraan Piala Dunia Rusia 2018 telah selesai bulan lalu dengan banyak pujian dari penjuru dunia. Demam sepakbola melanda berbagai belahan dunia selama sebulan penuh. Eforia ini tidak saja melanda fans setia sepakbola namun mendapat perhatian penuh banyak kepala pemerintah atau kepala negara. 

Terlihat di layar kaca, misalnya, beberapa keluarga (bapak, ibu, anak) secara khusus hadir di stadion. Keluarga hadir di pertandingan Piala Dunia 2018 ataupun Liga Lokal di berbagai negara. Sama halnya dengan apa yang terjadi di sejumlah stadion laga Liga-1 di penjuru tanah air kita. Sepakbola sudah seperti olahraga-keluarga dan mendapat perhatian pemerintah setempat. Fenomena ini terjadi di banyak negara.

Dalam bulan Juli 2018 ada dua turnament sepakbola (Internasional) yang diikuti oleh pemain bola Indonesia. Kedua kejuaraan sepak bola yang dimaksud adalah Gothia Cup 2018 dan Dream Come True International Youth Football Tournament

Seperti yang disampaikan pada www.gothiacup.se, Gothia Cup diselenggarakan sejak tahun 1975 di Swedia.Ini adalah kejuaraan sepakbola yunior (youth footbal) internasioanal terbesar. Diselenggarakan secara rutin setiap tahun, dengan peserta mencapai 1700 team dari 80 negara. 

Kejuaraan memainkan 4500-pertandingan pada sekitar 110 fields. Sementara Kejuaran sepakola Dream Come True yang diadakan di China bermaksud untuk menggalang persahabatan, pertukaran duta olahraga serta meningkatkan prestasi antar peserta. Sebagai acara tahunan, turnamen ini diikuti oleh anak yunior dari berbagai benua.

Bagaimana dengan Prestasi yang dicapai anak-anak yunior ini? Timnas pelajar Indonesia U-12 berhasil menjuarai kompetisi Dream Come True di China. Sementara Tim LKG SKF Indonesia U-15 membawa pulang trophy juara ketiga. Anak-anak U-12 di China berhasil mengalahkan Taiwan di Final (22 Juli 2018) lewat adu penalti 2-1, sebelumnya mereka menghadapi tim dari Korea Selatan, Korea Utara, Australia, Thailand, Timor Leste, Singapura dan Vietnam. 

Tim LKG SKF Indonesia U-15 yang sempat keluar sebagai Juara fase Group-4 (berisikan tim Denmark, Jerman dan Swedia). Kemudian mengalahkan tim Brasil dan tim Jerman (SC Weitmar) pada perdelapan final. Di laga perempat final mengalahkan Kinna IF dari Swedia dengan skor 2-1 pada 21 Juli 2018.

Dalam budaya keluarga Indonesia pada umumnya, anak-anak usia 12 tahun dan usia 15 tahun adalah 'adik-adik' dari anak-muda usia 23 tahun. Secara umum adik akan mencontoh prestasi kakak-nya. Sementara sang kakak yang pemain sepakbola akan 'melindungi' adik-adiknya dalam bermain bola. Itulah keluarga sepakbola. Sebuah potret keluarga yang memilih datang ke stadion sepakbola sebagai tontonan dan prestasi keluarga.

Timnas U-23 yang mewakili Indonesia pada event sepakbola Asian Games 2018 dapat 'melihat' prestasi ini. Adik-adiknya (U-12 dan U-15) telah bertarung dengan tim-tim Asia ataupun Dunia, dan bisa menang. Pencapaian (U-12 dan U-15) adalah nyata dan bukan mustahil diraih oleh kakak-nya U-23 di Asia Games 2018. Karena mereka adalah dari Keluarga Indonesia, lahir besar dan berlatih di tanah air

Mungkin kini giliran para Orang-Tua (baca: Pengurus PSSI) memberikan semangat yang sama kepada anak-anaknya baik itu untuk U-12, U-15 hingga U-23. Medali Sepakbola Asian Games 2018.

Referensi :
Mencapai Semifinal, Ini Hasil Akhir Perjalanan LKG SKF Indonesia di Gothia Cup 2018
Dream Come True International Youth Football Tournament
KOMPAS-TV




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline