10678806_10205502667831183_6045373428998871250_n
Nama Neil Bantleman dan Ferdinant Tjiong menjadi dikenal luas oleh publik, paska peristiwa tuduhan sepihak dari seorang walimurid JIS yang menuduh 2 guru itu melakukan tindakan kekerasan seksual atas puteranya. Meski hingga kini tuduhan itu tak terbukti secara visum, nyatanya Pengadilan masih terus bergulir.
Terlepas dari sisi prokontra tuduhan tersebut, ternyata sosok 2 guru yang dijadikan pesakitan itu sesungguhnya telah dikenal secara luas bukan hanya kalangan murid dan guru JIS, namun juga masyarakat yang pernah bergaul dengan “Bule Masuk Kampung” ini.
Meski senyap dari publikasi media massa, Neil khususnya sudah menjalankan aksi kemanusiaan dibidang pendidikan kepada warga Jakarta Selatan dan Tangerang. Warga Kanada berkepala botak ini, adalah sosok yang akrab dengan anak-anak namun juga penuh sopan santun, jauh dari sikap pelecehan seksual sebagaimana tuduhan yang dialamatkan pada dirinya.
“Pak Neil itu memang sangat ramah, tak segan untuk membantu kami untuk menolong anak-anak pemulung agar dapat bersekolah dengan layak hingga tuntas,” ujar Retno Hapsari, Kepala sebuah LSM yang membidangi pemberdayaan keluarga dan anak-anak pemulung di bilangan Cilandak, Jakarta Selatan.
Retno mengakui, bantuan Neil terhadap anak-anak itu sangat bermanfaat khususnya untuk menyelesaikan sekolah mereka, namun dengan cara mendidik agar mereka tetap mampu mandiri.
“Neil mengajarkan agar kami membuat produk dari limbah yang bisa didaur ulang, juga ia bantu pasarkan pada anak-anak JIS,” ujar Retno.
Wanita paruh baya itu menegaskan, selama ini tidak pernah mendengar atau menerima pengaduan perilaku negatif dari Neil. Retno mengatakan, perilaku Neil sangat baik dan jauh dari gambaran yang dituduhkan dalam oleh TPW dalam kasus kekerasan seksual itu.
“Saya jadi merasa aneh, kalau seorang Neil Bantleman dituduhkan dengan kasus keji tersebut,” ujar Retno.
Anak Kampung Masuk JIS
Ternyata, Neil banyak memberikan sumbangsih terhadap keterbukaan JIS dengan masyarakat sekitar dalam interaksi sosial. Ia menjadi fasilitator dan penjamin agar anak-anak tidak mampu diluar JIS bisa belajar bersama anak-anak JIS yang tergolong highclass.