Lihat ke Halaman Asli

Menemukan Kedamaian di Tengah Kegelisahan Belajar dari Filosofi Teras

Diperbarui: 16 Desember 2024   17:11

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Seseorang yang sedang membaca buku ditengah kedamain (SUMBER ; PINTEREST)

Di tengah era modern yang penuh dengan tekanan dan ketidakpastian, banyak orang merasa terjebak dalam kegelisahan, baik secara emosional maupun intelektual. Mulai dari tekanan untuk selalu produktif di tempat kerja, perkuliahan dan tempat yang lainnya, kecemasan dan kegelisahan akan pandangan orang lain , hingga ketidakpastian terhadap masa depan, semua ini menjadi sumber stres yang melanda berbagai kalangan, terutama generasi  muda. Dalam konteks seperti, filosofi kuno Stoisisme mendapatkan relevansi baru.

Buku Filosofi Teras karya Henry Manampiring berhasil membawa ajaran Stoisime ke dalam kehidupan modern. Penulis mengemas ajaran filsafat kuno ini dengan gaya bahasa yang ringan dan menyenangkan, membuat pembaca merasa terhubung dengan konsep yang awalnya mungkin terdengar abstrak.

Dibalik buku Filosofi Teras yang saya baca, banyak pengalaman dan pembelajaran yang sangat luar biasa. Kegelisahan dan kecemasan adalah teman yang tak di undang dalam hidup saya. Sebagai seorang yang pernah berjuang melawan anxiety disorder, saya sering merasa terperangkap dalam kekhawatiran yang menguasai pikiran dan tubuh saya. Setiap langkah penuh ketidakpastiaan, dan saya sering terjebak dalam lingkaran kecemasan yang berlarut-larut. Namun, perjalanan saya mulai berubah setelah membaca buku filosofi teras karya henry manampiring. Buku ini banyak mengajarkan tentang stoisime, filsafat kuno yang  meskipun lahir ribuan tahun lalu, menawakan panduan hidup yang sangat relevan di zaman sekarang dalam menghadapi kecemasan.

Stoisisme adalah filsafat yang berkembang di Yunani pada abad ke- 3 SM dan didirikan oleh Zeno dari Citium, sebuah kota di pulau siprus, Zeno awalanya tidak terlibat dalam filsafat, melainkan berdagang. Namun, suatu ketika zeno mengalami sebuah peristiwa penting yang mengubah hidupnya. Ketika kapal dagangnya tenggelam, Zeno kehilangan seluruh harta miliknya. Pada saat itulah, Zeno mulai mencari pemahaman lebih dalam tentang kehidupan dan makna kebahagiaan.

Zeno kemudian menemukan karya-karya filsuf-filsuf terkenal, seperti sokrates dan plato, yang memberikan inspirasi untuk mengejar kehidupan yang lebih bijaksana dan terkendali. Namun, Zeno merasa bahwa ajaran-ajaran filsuf tersebut sepenuhnya menawarkan cara hidup yang praktis untuk mangatasi tantangan hidup sehari-hari. Oleh karena itu, zeno mulai mengembangkan pandangannya sendiri, yang kemudian dikenal sebagai Stoisisme.

Filsafat stosisme yang ditemukan oleh zeno mengajarkan bahwa kebahagiaan tidak bergantung pada pristiwa eksternal yang terjadi pada kita, melainkan pada cara kita mengendalikan reaksi kita terhadap peristiwas tersebut. Stoisisme mengajarkan tentang hidup sesuai dengan alam, yaitu menerima kenyataan yang tidak bisa kita ubah dan fokus pada apa yang kita bisa kendalikan, yaitu pikiran, sikap, dan tindakan kita.

Filsafat stoik juga sangat menekankan kebajikan sebagai hal yang paling bernilai. Dalam ajaran stoisisme, kebajikan seperti kebijaksanaan, pengendaliaan diri, keberaniaan, dan keadilan dianggap sebagai kunci untuk hidup yang damai dan bahagia. Ajaran ini kemudiaan berkembang, terutama dalam stoisisme romawi yang dipengaruhi oleh tokoh-tokoh seperti Seneca, Epictetus, dan Marcus Aurelius. Mereka mengajarkan bagaimana menjalani kehidupan yang penuh tantangan dengan sikap mental yang tenang dan terkontrol, jauh dari kegelisahan yang tidak perlu.

Membaca Filosofi Teras membawa perubahan besar dalam hidup saya, ketika saya dalam masa proses penyembuhan. Saya merasa sangat terbantu oleh filosofi yang disampaikan dalam buku ini, salah satu konsep yang sangat mengena bagi saya adalah Negative Visualization- membaya ngkan kemungkinan terburuk yang bisa terjadi, lalu menerima kenyataan tersebut tanpa rasa takut berlebihan, ketika menghadapi kegagalan atau tantangan, saya mulai belajar untuk tidak terlalu khawatir tentang apa yang belum tentu terjadi, melainkan untuk fokus pada bagaimana saya bisa merespons situasi tersebut dengan bijaksana dan tenang.

Salah satu kalimat yang sangat berarti bagi saya dalam buku ini adalah kutipan dari Epictetus “it’s not what happens to you, but now you react to it that mtters” (Bukan apa yang terjadi pada kita yang penting, tetapi bagaimana kita bereaksi terhadapnya). Kalimat ini mengingatkan saya bahwa ketenangan batin yang saya cari tidak datang dari upaya untuk mengontrol segala sesuatu diluar saya, tetapi dari bagaimana saya mengendalikan reaksi saya terhadap situasi. Ini adalah pelajaran besar yang membantu saya mengurangi kecemasan yang dulu begitu membebani.

Filosofi teras adalah buku yang biasa dalam menyampaikan ajaran stoisisme dengan cara yang mudah dipahami dan relevan dengan tantangan hidup modern. Henry Manampiring menyajikan filosofi yang dalam ini dengan bahasa yang sederhana, membuatnya dapat diakses oleh banyak orang, baik yang baru mengenal filsafat maupun yang sudah berpengalaman. Buku ini tidak hanya membahas teori, tetapi juga memberikan aplikasi praktis dari filosofi stoik yang bisa langsung diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Saya merasa sangat terbantu dengan penjelasan yang jelas dan contoh-contoh yang dekat dengan pengalaman saya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline