Lihat ke Halaman Asli

sashavalia

MAHASISWA

Analisis Tokoh Dalam Naskah Drama " Bulan Bujur Sangkar" karya Iwan Simatupang

Diperbarui: 18 November 2024   08:04

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Hai sobat kompasiana! Mari kita analisis tokoh naskah drama " Bulan Bujur Sangkar". Analisis tokoh dalam naskah drama Bulan Bujur Sangkar karya Iwan Simatupang dapat dilakukan dengan pendekatan psikologi sastra. Pendekatan ini fokus pada aspek psikologis tokoh-tokoh, seperti Id, Ego, dan Superego, yang mempengaruhi perilaku dan keputusan mereka. Dalam naskah ini, tokoh Orang Tua digambarkan mengalami gangguan psikologis, sementara tokoh Anak Muda dan Perempuan berperan sebagai korban dari konflik yang terjadi. Analisis ini bertujuan untuk memahami dinamika psikologis yang ada dalam interaksi antar tokoh serta dampaknya terhadap alur cerita.

Dalam naskah drama Bulan Bujur Sangkar karya Iwan Simatupang, terdapat berbagai tokoh yang mencerminkan tema-tema tentang kehidupan, pencarian makna, dan ketidakpastian eksistensial. Berikut adalah analisis beberapa tokoh utama dalam drama ini:

Bulan

Bulan adalah tokoh utama dalam drama ini. Ia merupakan representasi dari manusia yang mencari jati diri dan makna hidup. Bulan merasa terasing dari dunia sekitarnya dan sering bertanya-tanya tentang tujuan hidupnya. Konflik batin yang dialaminya mencerminkan ketidakpastian dan pencarian makna yang dialami banyak individu dalam kehidupan nyata. Bulan dapat dianggap sebagai simbol dari pencarian spiritual atau pencarian eksistensial dalam dunia yang absurd.

Bujur

Bujur adalah pasangan dari Bulan, namun mereka tampaknya tidak bisa sepenuhnya memahami satu sama lain. Bujur lebih pragmatis dan terkesan lebih menerima keadaan daripada Bulan yang lebih sering mempertanyakan segala sesuatu. Karakter Bujur ini bisa dilihat sebagai simbol dari penerimaan terhadap realitas hidup yang keras dan tanpa banyak perasaan atau pencarian mendalam. Ia adalah tokoh yang mencoba menyeimbangkan keinginan untuk memahami kehidupan dengan kenyataan bahwa tidak semua hal dapat dimengerti.

Sangkar

Sangkar dalam drama ini bisa dipandang sebagai simbol dari keterbatasan atau pembatasan yang ada pada diri manusia. Dalam konteks ini, Sangkar bukan hanya sebagai ruang fisik, tetapi juga metafora untuk perasaan terjebak atau terkurung dalam eksistensi yang tidak dapat dipahami sepenuhnya. Sangkar juga berfungsi sebagai representasi dari tekanan sosial atau konvensi yang membatasi kebebasan individu untuk mengeksplorasi dan memahami hidup secara lebih mendalam.

Orang Tua: Tokoh ini digambarkan sebagai algojo yang memiliki kemampuan berbahasa baik dan pandai bermain kata. Ia menunjukkan sifat dominan dan manipulatif, dengan hasrat untuk membunuh yang mencerminkan aspek Id dalam psikologi. Keputusan dan tindakan tokoh ini mencerminkan kekuasaan dan nafsu kemungkaran.

Anak Muda: Sebagai antagonis, ia berani melawan Orang Tua dan terjebak dalam ketegangan emosional. Karakter ini impulsif dan cepat mengambil kesimpulan, mencerminkan konflik internal yang dialaminya.

Perempuan: Memiliki kecerdasan dalam berbicara dan cinta yang mendalam terhadap kekasihnya. Ia menunjukkan sifat Superego, berusaha memahami situasi meskipun terjebak dalam ketidakberdayaan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline