Lihat ke Halaman Asli

Wali Kota Risma Motivasi Anak untuk Raih Cita-cita di Perayaan Hari Anak Nasional 2015

Diperbarui: 11 Agustus 2015   13:30

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Walikota Risma saat berinteraksi dengan anak-anak Wonokusumo"][/caption]

Surabaya -  Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini yang hadir dalam perayaan Hari Anak Nasional 2015 memotivasi anak-anak agar mau berusaha mencapai cita-citanya. “Bukan anak orang kaya saja yang berhak berhasil karena Tuhan itu adil,” ujarnya kepada 300-an anak yang hadir di kegiatan yang berlangsung Minggu, 09 Agustus 2015 di Wonokusumo, Surabaya ini. “Tuhan tidak pernah melihat siapa kalian, siapa orang tua kalian, seperti apa rumah kalian, yang dilihat tuhan adalah usaha kalian,”imbuhnya.

Kegiatan yang diinisiasi oleh Yayasan Gugah Nurani Indonesia yang menggandeng pemuda, kader PAUD, kader Posyandu Wonokusumo ini dihadiri pula oleh Camat Semampir, Lurah Wonokusumo dan perwakilan dari beberapa sekolah SD dan SMP disekitar Wonokusumo. “Kuncinya adalah usaha. Belajar dengan keras. Anak-anakku bisa menjadi apapun yang di cita-citakan asal mau belajar. Tidak perlu memikirkan orang tuaku kerjanya apa. Harus berani dan tidak boleh minder ya anak-anakku,”lanjut Risma yang diikuti dengan anak-anak yang menjawab ya dengan penuh semangat.

Kegiatan hari anak yang mengangkat tema “Biarkan Anak Berbicara” ini bertujuan untuk mengadvokasi seluruh masyarakat, kelurahan Wonokusumo pada khususnya untuk mulai peduli terhadap hak-hak anak. Wonokusumo yang notabene desa dengan kawasan perkampungan padat dan kumuh masih jauh dari kampung yang ramah anak.

Kegiatan perayaan hari anak diisi dengan kegiatan anak-anak menyuarakan harapan atas kampung ideal mereka, dengan menulis di pohon harapan. Isu kekerasan anak yang akhir-akhir ini semakin heboh di pemberitaan media juga menjadi isu penting, dimana anak-anak diajak berdiskusi mengenali kekerasan yang pernah mereka alami baik verbal maupun fisik dengan melakukan body mapping screening. Anak-anak dibagi menjadi kelompok beranggotakan 10-15 anak yang ditemani oleh satu fasilitator tiap kelompoknya. Fasilitator-fasilitator anak ini berasal dari pemuda desa Wonokusumo sendiri yang tergerak untuk ikut peduli terhadap anak-anak di desa mereka. “Yang sulit itu, mengajak anaknya berkata jujur. Apalagi soal kekerasan yang pernah mereka alami. Namun kami tetap berusaha,” ujar Wawan salah satu fasilitator dengan semangat.

Bukan perayaan namanya jika tidak ada kegiatan bersenang-senang. Permainan tradisional khas 17-an juga diadakan diataranya lomba paku botol, transfer sarung dan tebak kalimat. Meskipun lomba-lomba ini sederhana namun dikemas dengan konsep kerjasama kelompok yang menantang yang semakin berkesan di hati anak-anak. Perayaan hari anak masih akan dilakukan di tanggal 23 Agustus 2015 bertempat di SDN V Wonokusumo dimana 200-an anak akan ikut meramaikan acara tersebut.

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline