Lihat ke Halaman Asli

Asfira Zakia

Mahasiswi

Puisi | Albas yang Melebur dalam Ambiguitas

Diperbarui: 21 Juli 2019   15:24

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pic: Doc Pri

Juli, pukulan datang berkali-kali. Ketiadaan yang menguji. Aku, langit yang mencari bumi. Bumi yang penuh arogansi, langit tak tau diri dengan ribuan akseptasi.

Wahai hati, ini bukan logika tak berperasaan! Aku hengkang menapak luka yang tak kunjung hilang. Meski kucoba merajut perdamaian dengan membuang segala keraguan. Aku seekor burung yang keluar dari sarang namun akhirnya ditelan malam tanpa bintang.

Aku berada dalam suatu sisi perjalanan. Dalam alur anabasis kehidupan. Karena cinta sejati adalah yang tak mencapai tujuan.

Dimanakah dirimu?

Jika kau adalah surga, mengapa ku tak melihat kau disana?

Tak sengaja kuberpapasan dengan keharumanmu, karena kau adalah perjalananku.

Di atas pasir waktu, kau ukir namaku lalu pergi meninggalkanku.

Aku yang tak pantas? Ataukah kisah kita yang seolah tak kunjung tuntas?

Kisah yang tak tuntas membuatku harus melepas.

Aku bak albas yang melebur dalam ambiguitas.

Hempas.

~Safir

Blitar, 21 Juli 2019




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline