oek..oek..oek!!! “cupcupcup sayang”
Kopi! buruan!!! “iya”
pijit!!! “sebentar”
dasar goblok! (plak), meneteslah air mata dari kelopak matanya yang sakral.
itukah ibu?
_______________
Gadis perawan bertahta ukir pesona,
melangkah kaki menginjak pertiwi,
menitis Kama Ratih dalam pangkuannya.
Pantat cantik berisi,
dada padat menggoda.
Jejakajejaka tunduk dalam lakon perang diri
hilang daya digdaya tinggal mengada.
_________
Sampai akhirnya,
janur kuning itu tunduk melengkung.
Perawan jejaka saling berbalas senyum,
mendamba hidup yang lama tercita.
Waktu berjalan pelan terlampaui,
sang gadis tlah dipanggil ibu
sang jejaka disapa bapak.
Dan seorang anak kecil
menggerakkan senyum kecil tuk keduanya.
_________
Kama Ratih entah kemana,
lupa akan tempat persinggahannya
sebab cemburu dengan si jabang dulu.
Kama Jaya mulai murka
menatap amuk perilaku Ratih durhaka!
Kalau tidak,
sebaliknnya yang terjadi...
lalu aku berkata,
untukku, untukmu, untuknya, dan untuk semua...
_________
asal kau tahu!
aku telah bosan,
melihat ibu yang menangis.
Menyuguhkan pipi mulusnya
menjadi ajar titis pukulan bapak.
aku menjadi migran,
menyaksikan emak bak kacung
bangun sebelum kokok jago
dan tidur menjelang kokok jago.
aku marah,
menyaksikan bunda memeras keringat
sementara bapak asik mabuk, judi,
bahkan main wanita.
_______
dan..asal kau tahu!
aku penat,
melihat ibu karirku
berlapis deodorant dan bedak non mercuryhidrocynont
bekerja tak ingat keluarga.
aku benci,
melihat mami klabing
membawa lelaki selingkuhan pulang.
aku muak,
melihat mama sakau
tergolek lemas di kamar mandi
diiringi racauan yang tak jelas.
_________
Cukuplah kiranya keganjilankeganjilan itu,
berhentilah mengimpor rumus-rumus feminisme.
Keganjilankeganjilan menjadikan ibu tak menjadi ibu,
rumus-rumus feminisme
menjadikan wanita brutal melebihi lelaki
Asetyawan