Lihat ke Halaman Asli

Penguatan Pendidikan Karakter Melalui Pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar

Diperbarui: 19 Januari 2024   08:07

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Dengan situasi yang sedang dihadapi saat ini negara indonesia secara keseluruhan, dengan berbagai permasalahan domestik dan internasional yang bersumber dari melemahnya karakter bangsa dan melemah nya pendidikan karakter bangsa,Rapuhnya karakter dan budaya bangsa Indonesia dapat menyebabkan keruntuhan bangsa dan kelemahan bangsa,lemahnya karakter budaya bangsa tersebut dapat terlihat dari beberapa fakta lapangan yang menunjukkan generasi milenial saat ini lebih suka menggunakan bahasa asing dan bahasa gaul.Pengaruh dari westernisasi berdampak pada kegiatan komunikasi yang tidak sarat akan etika dan sopan santun, bahasa Indonesia tidak sepenuh hati dipergunakan para generasi milenial sebagai alat ekspresi diri karena sering nya menggunakan bahasa gaul dan simbol representasi budaya bangsa, kelas-kelas bahasa dalam proses pembelajaran sedikit sekali memberikan perhatian, menunjukan contoh dari pendidikan karakter melalui pembelajaran bahasa indonesia pada pembentukan dan penguatan karakter peserta didik.Permasalahan tersebut diperkuat dengan fenomena yang tampak bahwa masyarakat Indonesia saat ini masih banyak yang menggunakan bahasa gaul atau bahasa keren dan singkatan-singkatan dalam kegiatan sehari-hari maupun kegiatan di sekolah merupakan bentuk penyimpangan dari penggunaan atau menyampaikan bahasa Indonesia yang baik dan benar. Adannya penyimpangan ini dapat menghambat pertumbuhan dan perkembangan bahasa Indonesia serta menghambat nya pertumbuhan dan perkembangan bahasa indonesia.

 Luntur atau hilangnnya penggunaan bahasa Indonesia disebabkan kurangnya kesadaaran dalam diri setiap peserta didik untuk bisa mencintai dan bisa menggunakan bahasa Indonesia di setiap daerah dan terutama di negri sendiri. Hal ini terkadang diperparah oleh maraknya dunia artis dan sosial media yang menggunakan bahasa gaul atau Bahasa keren di media massa dan elektronik. Oleh sebab itu, penanaman serta penguatan pendidikan karakter merupakan hal yang sangat mendasar bagi siswa yang memiliki perilaku amoral, immoral, dan sikap tidak etis.Pendidikan karakter juga sangat penting untuk di implementasikan untuk menumbuhkan serta mengembangkan moral siswa maupun mahasiswa untuk bisa menguatkan pendidikan karakter dalam bahasa Indonesia dan ini harus secara nyata diwujudkan dalam proses belajar mengajar di lingkungan sekolah maupun kampus.

 Abidin menegaskan bahwa suatu pelanggaran norma berbahasa sebagai wujud sikap yang negatif terhadap bahasa indonesia yang diperparah dengan sebuah kenyataan bahwa sebagian penutur bahasa Indonesia tidak lagi memiliki rasa cinta terhadap bahasa Indonesia. Hal ini terbukti dengan penggunaan bahasa Indonesia yang asal-asalan yang didorong oleh sebuah keyakinan yang kurang tepat, bahwa bahasa yang digunakan dalam komunikasi adalah bahasa yang sangat mudah di mengerti. Para penutur yang demikian akan menggunakan bahasa Indonesia tanpa memperdulikan benar atau salahnya bahasa yang digunakan. bahasa Indonesia merupakan sebuah Bahasa yang sangat wajib kita pelajari dan maknai, serta bahasa indonesia juga merupakan sebuah mata pelajaran di tingkat sekolah dasar sampai perguruan tinggi, maka dari itu bahasa indonesia sangat penting untuk memperankan dan membentuk sebuah karakter di setiap siswa.

 Pendidikan saat ini hanya mengedepankan penguasaan aspek keilmuan dan kecerdasan peserta didik. Dosen pun sering terjebak dalam pembelajaran bahasa Indonesia yang lebih menekankan tentang teori kebahasaan tanpa mempraktekan pengucapan bahasa indonesia yang baik dan bener, Pengajaran bahasa Indonesia adalah pengajaran keterampilan berbahasa bukan pengajaran tentang kebahasaan tersebut menunjukan tidak mudahnya menginternalisasikan nilai-nilai karakter dalam diri peserta didik. Pendidikan karakter seharusnya mampu membawa peserta didik ke pengenalan nilai secara kognitif, penghayatan nilai secara afektif, dan akhirnya ke pengamalan nilai secara nyata. Padahal kehidupan masyarakat yang memiliki karakter dan budaya yang kuat akan semakin memperkuat eksistensi suatu bangsa dan negara. Hal tersebut telah mendorong pemerintah untuk mengambil inisiatif pada tahun 2017 dan 2018 sekaitan dengan Penguatan Pendidikan Karakter (PPK).

 Pendidikan karakter dapat dipengaruhi oleh banyak hal. Diantaranya keluarga, teman, lingkungan, bahasa, dan banyak lagi lainnya. Salah satu diantaranya yang paling sangat berpengaruh adalah bahasa. Dalam berkomunikasi bahasa merupakan suatu keharusan dan modal yang mampu menunjukkan identitas diri. Baik dari situasi formal maupun non formal, Bahasa Indonesia juga bisa menunjukkan kemampuan kita sebagai warga negara Indonesia yang baik dan bisa menggunakan bahasa yang bener. Bahkan bahasa yang dianggap sebagai budaya berpengaruh besar terhadap pembentukan karakter seseorang mulai mengenal bahasa sejak di lingkungan keluarga dan daerah tempat tinggal nya, kemudian berlanjut ke lingkungan sekolah, lingkungan kampus, dan lingkungan masyarakat. Ini semua yang disebut lingkungan pendidikan. Namun pendidikan yang ada di sekitaran lingkungan kita belum mampu memberikan nilai lebih sehingga mampu membuat seseorang menjadi mudah menghadapi pendidikan dan masa depan yang baik dan benar.

 Bahasa Indonesia yang sering digunakan oleh kelompok penutur yang berpendidikan tampak jelas perbedaannya dengan bahasa Indonesia yang digunakan oleh kelompok penutur yang tidak berpendidikan, terutama dalam pengucapan kata yang berasal dari bahasa asing, pitamin, pilem, komplek. Perbedaan ragam bahasa penutur yang berpendididkan dan tidak berpendidikan juga tampak dalam bidang tata bahasanya. Misalnya: mbawa (membawa), nyari (mencari), atau dalam susunan kalimat, misalnya: Ini hari Aminah akan ke Solo. Demikian juga pemakaian kalimat. Misalnya pemakaian kalimat Saya akan ceritakan tentang Kancil dan Buaya. Hal ini memperlihatkan penuturnya kurang dapat memelihara bahasanya. Ragam bahasa yang dituturkan oleh kelompok penutur berpendidikan memiliki ciri keterpeliharaan. Ragam bahasa itu digunakan dalam dunia pendidikan, lembaga pemerintahan, media massa, ilmu dan teknologi. Ragam itu memiliki prestis yang tinggi.

 Bahasa indonesia sebagai wahana pendidikan karakter yang harus di rencanakan sehingga peserta didik bisa di bina, dan di modemkan. Strategi yang sangat efisien dan efektif untuk bisa mewujudkannnya tiada lain adalah melalui pendidikan dan pembelajaran. Oleh karena itu, perencanaan pengajaran bahasa yang terpadu dan sinergis perlu di upayakan dan di wujud kan. Bahasa indonesia merupakan suatu hal yang dianggap sangat perlu untuk dilaksanakan pada lingkungan pendidikan,bahasa indonesia juga suatu bahasa yang harus di gunakan di lingkungan pendidikan,pemerolehan bahasa dikaitkan dengan penguasaan sesuatu bahasa tanpa disadari atau dipelajari secara langsung yaitu tanpa melalui pendidikan secara formal untuk mempelajarinya. Sebaliknya memeperolehnya dari bahasa yang dituturkan oleh ahli masyarakat di sekitarnya.

 Bahasa diberikan pada setiap lingkungan pendidikan, bisa dimulai dari usia anak-anak, sehingga sejak usia anak-anak sudah bisa penanaman nilai-nilai karakter yang diberikan sejak anak-anak dinilai lebih maksimal daripada diberikan pada usia dewasa.Pendidikan karakter dalam pembelajaran Bahasa Indonesia adalah pengenalan nilai-nilai,pengenalan huruf-huruf, dan pengenalan kata-kata bahasa indonesia yang baik dan benar. Fasilitasi diperolehnya untuk kesadaran akan pentingnya nilai-nilai dari sebuah karakter dan penginternalisasian nilai-nilai ke dalm tingkah laku peserta didik sehari-hari melalui proses pembelajaran baik yang berlangsung didalam maupun diluar kelas pada mata pelajaran bahasa Indonesia dan serta bisa meimplasikan pelajaran bahasa indonesia yang mudah untuk di pahami dan pelajari.

     DAFTAR PUSAKA

1. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 1990. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka

2.Sudrajat, Akhmad. 2010. Mengaktifkan Siswa dalam Belajar. Diakses dari http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2014/11/20/

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline