Lihat ke Halaman Asli

ASEP TOHA

Orang biasa

Membedah Sumber Anggaran Nasi Kotak Plt. Bupati Cianjur

Diperbarui: 2 Mei 2020   13:42

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pemerintahan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Hingga saat ini, publik masih dibutakan terkait asal muasal anggaran untuk pengadaan nasi kotak yang dibagikan di setiap desa sebanyak 300 bungkus. Padahal banyak regulasi yang memerintahkan setiap kegiatan dan anggaran terkait penanganan covid-19 harus transparan dan melalui proses pengadaan barang dan jasa.

Jika dilihat dari sisi kemanusiaan secara pribadi saya haturkan terima kasih kepada Plt. Bupati Cianjur yang sudah melaksanakan pembagian nasi kotak dan nasi bungkus, sedikit banyak masyarakat yang terdampak sudah terbantu. Namun dari sisi realisasi anggaran keuangan negara, tolong taati peraturan perundang-undangan, sehingga niat baik tersebut harus dilaksanakan dengan cara yang baik dan benar menurut peraturan perundangan. Sehingga dalam pelaksanaannya sukses tanpa ekses.

Besaran Anggaran Dan Sumbernya

Dalam menangani jaring pengaman sosial terdampak covid-19, Kabupaten Cianjur melaksanakan pembagian nasi kotak yang pada prakteknya disalurkan oleh desa masing-masing dan dikoordinir oleh setiap kecamatan. Kegiatan ini akan dilaksanakan dua gelombang selama Bulan Ramadhan. Sebanyak 300 nasi bungkus dibagikan oleh desa kepada masyarakat. Katanya sih, ada 1.000 nasi kotak per kecamatan juga.

Jika kita mencoba kalkulasi, di Kabupaten Cianjur terdapat 360 desa dan kelurahan. Artinya satu gelombang terdapat 108 ribu nasi bungkus. Jika dikalikan harga minimal per bungkus Rp. 15 ribu, berarti pergelombang diperlukan anggaran 1,62 Milyar. Jika dua kali pembagian berarti anggarannya Rp. 3,24 milyar.

Sementara untuk 32 ribu nasi kotak (1.000 X 32 kecamatan), dengan menu rata-rata nasi, daging ayam, perkedel, sayur capcai, per kotak harganya sekitar Rp. 17 ribuan, berarti total anggaran untuk 32 kecamatan Rp. 544 ribu. Jika ditambah dengan nasi bungkus desa, berarti total anggaran nasi kotak dan nasi bungkus Rp. 3,784 milyar.

Berdasarkan informasi yang saya terima, anggaran untuk nasi bungkus tersebut berasal dari hasil iuran ASN dengan menggunakan nama Korpri Cianjur. Namun ketika kita kroscek, Korpri Cianjur, sejak tanggal 16 April mengumpulkan donasi yang diserahkan dua termin. Termin pertama Rp. 200 juta yang diserahkan ke RSUD Cianjur dan termin ke dua diserahkan langsung ke Plt. Bupati Cianjur berupa uang sebesar Rp. 184 juta, 130 paket dan beras 4 ton. Jika diuangkan dengan harga beras standar Rp. 11 ribu/kilo artinya sekitar Rp. 44 jutaan.

Sumber kedua, dari Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) Kabupaten Cianjur. Kita ketahui, pada 22 April, Baznas Cianjur menyerahkan sumbangan sebesar Rp. 800 juta yang diserahkan langsung ke Plt. Bupati dalam bentuk 7 ribu paket sembako.

Dari kedua sumbangan di atas, jika dinilai dengan uang berarti sekitar Rp. 844 jutaan. Sementara anggaran untuk pengadaan nasi bungkus dan nasi kotak sebesar Rp. 3,784 milyar. Artinya masih kekurangan sekitar Rp. 2,94 milyar.

Pertanyaannya, dari mana anggaran sebesar Rp. 2,94 milyar jika bukan dari APBD Cianjur (uang rakyat)?

Harus Taat Aturan

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline