Setelah ditunggu oleh beberapa pihak ternyata sikap definitif demokrat memilih untuk tidak memihak kepada capres manapun. Tentu ini menjadi keputusan yang mungkin mengagetkan khususnya kepada capres yang menunggu dukungan demokrat . Sejauh ini sikap Demokrat masih non-blok. Tidak mengarah ke kubu Jokowi-JK atau ke kubu Prabowo-Hatta. Demokrat memilih untuk wait and see.
Partai Demokrat akan menentukan sikap ke mana suara kadernya diberikan saat menjelang Pilpres nanti. sikap final Majelis Tinggi di markas Demokrat, dikemukanan oleh Syarief Hasan sebagai ketua harian DPP Partai Demokrat. Isinya, ada enam point.
Pertama, sesuai dengan keputusan Rapimnas, bahwa sikap dan pilihan pada Pilpres nanti adalah tidak bergabung secara formal yaitu dengan salah satu kubu capres, baik kubu Jokowi maupun kubu Prabowo
Memang ini sangat sesuai dengan keputusannya di rapimnas bahwa mayoritas kader sebanyak 56% menginginkan demokrat untuk jadi oposisi. Bukan tanpa alasan, karena Demokrat tidak mungkin mengusung capres sendiri suaranya hanya 10% dan jauh dari syarat mengusung capres, untuk koalisi pun tidak mungkin lagi karena partai yang diajak koalisi pun tidak ada yang sejalan dengan platform demokrat. Akhirnya keputusan tidak memihak secara formal kepada semua calon memang jadi realistis.
Kedua, kader-kader Demokrat tidak akan golput di pilpres. Suara Demokrat akan diberikan kepada calon yang memilik platform, visi misi, dan tujuan yang segaris dengan kebijakan Demokrat.
Meski netral tapi bukan berarti golput dan tidak mementukan pilihan nanti di pemilu pilpres. Itu jelas sekali dijelaskan oleh SBY bahwa semua kader jangan golput, cari capres yang memang sejalan dengan program SBY yang sudah ada. Visi Misi capres memang baru akan disosialisasikan ke masyarakat ketika nanti kampanye. Jadi kader demokrat bisa menilai Bukan hanya dari visi misinya yang bagus tapi harus dilihat juga apakah visi misinya bisa terlaksana apa ga di masa depan.
Ketiga, mulai hari ini jajaran Partai Demokrat di seluruh tanah air akan menyimak, mengikuti, dan mempelajari apa yang ditawarkan para capres termasuk solusi untuk memajukan kehidupan bangsa, juga upaya mengatasi tantaangan masa depan.
Nah jika nanti ada kecenderungan capresn yang menyampaikan visi misi yang sesuai dengan keinginan rakyat maka kemungkinan demokrat akan dukung, namun dukungannya tentu bersifat tidak formal, karena sikap formal demokrat adalah netral dalam memilih. Semuanya dikembalikan kepada individu masing2 dari demokrat yang sreg dalam melihat dan menilai visi misi capres untuk bangsa ini
Keempat, Demokrat akan mengkritisi platform dan visi misi yang disampaikan kubu Jokowi dan Prabowo. Demokrat tidak ingin mendukung capres-cawapres yang visi misinya mustahil terlaksana atau kalau dipaksakan akan membahayakan kehidupan bangsa ke depan.
Saya kira wajar jika demokrat menjadi bagian yang mengkritisi atau pemberi saran dalam penyampaian visi misi capres. Karena selama ini Demokrat telah menjadi bagian dari pemerintahan yang tentunya berpengalaman dalam pemerintahan. Kritik dan saran nantinya akan dijadikan masukkan untuk para capres khsusunya dalam melihat Indonesia ke depan
Kelima, Demokrat menginginkan presiden baru nanti melanjutkan program SBY yang pro rakyat dan juga mempertahankan program yang terbukti baik yang telah dijalankan Presiden SBY selama ini. Namun, Demokrat mempersilakan Presiden baru membuat kebijakan baru yang selama ini belum terlaksana selama pemerintahan SBY.
Memang program-program yang sudah terlaksana di jaman SBY sangat dirasakan manfaatnya oleh masyarakat. Maka wajar jika program ini seharusnya bisa dijadikan acuan untuk presiden selanjutya agar dilanjutkan. Memang masih terdapat kekurangan dalam beberapa programnya, nah tinggal diperbaiki apa yang kurang di pemerintahan SBY. Maka jika ada capres yang demikian adalah capres yang bisa menghargai pemimpin sebelumnya juga memperbaiki yang belum baik
Keenam, pada saatnya nanti Demokrat akan menentukan sikap partai sesuai dengan mekanisme organisasi. Lalu, apa yang akan dilakukan sekarang? Demokrat akan menelaah dulu bagaimana janji-janji dan komitmen yang disampaikan para capres. Selama masa penelahaan ini, kader Demokrat tidak boleh mementukan pilihan. Untuk yang mbalelo dengan mendukung salah satu kandidat, DPP siap memberikan sanksi.
Dari poin keenam ini yang harus menjadi catatan untuk para kader demokrat. Jika ada dukungan untuk salah satu calon maka jangan bawa2 partai. Karena menurut Demokrat para elitnya akan terus menelaah visi misi capres untuk kemudian dievaluasi untuk dijadikan pertimbangan.
Kita lihat saja perkembangannya nanti seperti apa, sudahkan Anda menentukan pilihan? Sebaiknya kenali dulu capres anda baik-baik. Khusunya secara personal, umumnya dari program apa saja yang akan dilakukan untuk memperbaiki bangsa ini. Jangan sampai memilih capres yang programnya itu tidak mungkin terlaksana namun selalu dijanjikannya dalam setiap kampanyenya nanti.
Mudah2an ada capres yang bisa membaca situasi negara saat ini sehingga bisa memberikan solusi untuk terus menjadikan bangsa Indonesia lebih baik.
Sekian selamat beraktifitas!!!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H