Lihat ke Halaman Asli

Kerikil Nafas Jakarta

Diperbarui: 18 Juni 2015   04:20

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Kerikil Nafas Jakarta

Kerikil nafas ibukota menyentak lamunan

Tentang darah yang mengering dari luka suara-suara

Tentang beling yang berserak dari pecahan angan

Tajam menghujam sebaris doa hari-hari

Dingin mengguyur langkah diri yang tersisa

Padahal lorong kian sempit menyongsong kepastian

Kerikilpun kian dalam melukai

Tekad hangus terbakar polusi hati

Nekad kian panas merhakan matahari

Dan jauh di sana ada tangis sepi di tanah merdeka

Yang sementara melagukan nyanyian rindu dan sesal

Peluklah aku, katanya

Atau pandanganlah sebelum nafasmu menjadi tersengal

Kerikil nafas ibukota

Adalah khayalan panjang sejumlah kepala tanpa isi

Adalah kumpulan busuk dari bangkai birokrasi




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline