Lihat ke Halaman Asli

Asep Setiawan

Membahasakan fantasi. Menulis untuk membentuk revolusi. Dedicated to the rebels.

Prinsip Akuntansi Baru di Era AI

Diperbarui: 3 Januari 2025   21:14

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

Prinsip Akuntansi Baru di Era AI: Transparansi Algoritmik, Keberlanjutan, Ketahanan Data, dan Responsivitas Real-Time

Abstrak

Revolusi teknologi di era kecerdasan buatan (AI) telah mengubah paradigma akuntansi tradisional, memunculkan kebutuhan akan prinsip-prinsip baru yang dapat mengakomodasi tantangan dan peluang yang ditawarkan oleh AI. Artikel ini mengusulkan empat prinsip akuntansi baru: Transparansi Algoritmik, Keberlanjutan (Sustainability), Ketahanan Data (Data Resilience), dan Responsivitas Real-Time. Transparansi algoritmik berfungsi untuk mengatasi masalah "kotak hitam" (black-box AI) dengan menjamin bahwa pengambilan keputusan berbasis AI dapat diaudit dan dipahami. Prinsip keberlanjutan memperluas cakupan laporan keuangan dengan memasukkan faktor lingkungan, sosial, dan tata kelola (ESG). Ketahanan data memastikan integritas dan keamanan data di tengah ancaman siber, sementara responsivitas real-time memungkinkan pengambilan keputusan yang lebih gesit dan berbasis data. Artikel ini juga membahas tantangan implementasi, seperti regulasi, etika, dan kesenjangan teknologi, serta memberikan rekomendasi untuk mendukung transformasi ini. Dengan mengintegrasikan prinsip-prinsip ini, profesi akuntansi dapat tetap relevan dan berkontribusi pada ekosistem bisnis yang lebih adaptif dan bertanggung jawab.

Kata Kunci

Akuntansi, Kecerdasan Buatan, Transparansi Algoritmik, Keberlanjutan, Ketahanan Data, Responsivitas Real-Time, Black-Box AI, ESG, Keamanan Data, Transformasi Akuntansi.

Pendahuluan

Latar Belakang: Perubahan Lanskap Akuntansi di Era AI

Akuntansi, sebuah disiplin yang selama berabad-abad menjadi pilar stabilitas ekonomi, kini menghadapi tantangan eksistensial di era kecerdasan buatan (AI). Tradisi yang mengandalkan prinsip-prinsip statis seperti periodisitas dan pengungkapan penuh mulai kehilangan relevansi di tengah revolusi digital. Teknologi AI, blockchain, dan big data tidak hanya mengguncang paradigma lama, tetapi juga mendikte kebutuhan akan kerangka akuntansi yang lebih responsif, adaptif, dan transparan.

Transaksi yang dulunya tercatat manual kini dapat dianalisis oleh algoritma dalam hitungan milidetik. Informasi yang dahulu disajikan dalam siklus tahunan kini dituntut tersedia dalam waktu nyata. Namun, di balik kecepatan dan efisiensi ini, muncul paradoks baru: kepercayaan pada algoritma yang seringkali menjadi "kotak hitam" (black-box), lonjakan risiko keamanan data, dan tekanan untuk mengintegrasikan keberlanjutan dalam laporan keuangan. Jika tidak direspon dengan prinsip-prinsip baru yang relevan, akuntansi modern berisiko terjebak antara inovasi teknologi dan keusangan institusional.

Tujuan: Menawarkan Prinsip-Prinsip Baru untuk Mendukung Akuntansi Modern

Makalah ini bertujuan untuk memformulasikan empat prinsip baru yang menjadi fondasi akuntansi di era AI: Transparansi Algoritmik, Keberlanjutan, Ketahanan Data, dan Responsivitas Real-Time.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline