Lihat ke Halaman Asli

Asep Setiawan

Membahasakan fantasi. Menulis untuk membentuk revolusi. Dedicated to the rebels.

Analisis Model Kepribadian dalam Interaksi Manusia-AI

Diperbarui: 16 November 2024   21:25

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Dynamic-Tech Interaction Model (DTIM)

Model Interaksi Teknologi Dinamis (DTIM) ini menekankan interaksi antara teknologi dan kepribadian manusia. Model ini berfokus pada bagaimana teknologi membentuk kembali dimensi kepribadian kognitif, emosional, dan sosial melalui proses dinamis.

Abstrak:

Pada era medsos dan AI seperti sekarang, kepribadian manusia tidak lagi sepenuhnya stabil atau dipandu oleh tradisi pengalaman hidup semata, melainkan dibentuk, dimodifikasi, dan disesuaikan oleh teknologi yang terus berkembang. Kami memperkenalkan Dynamic-Tech Interaction Model (DTIM), sebuah kerangka yang menggambarkan dampak interaktif dan transformasional teknologi terhadap dimensi kognitif, emosional, dan sosial kepribadian manusia. Berbeda dengan teori-teori kepribadian klasik yang memandang kepribadian sebagai serangkaian sifat yang relatif stabil, DTIM berargumen bahwa interaksi yang berkelanjutan dengan teknologi---dari kecerdasan buatan hingga media sosial---mendorong perubahan dinamis dalam kepribadian yang bersifat kontekstual dan responsif terhadap alat digital yang kita gunakan.

Sampai sejauh ini kami melihat belum ada teori yang menjadi jembatan bagi teori-teori  kepribadian dinamis, dan teori-teori tipe kepribadian dengan teori-teori yang menjelaskan pengaruh teknologi terhadap kepribadian. Teori ini hadir untuk mengisi kekosongan tersebut dengan menawarkan 3 dimensi, 16pasang parameter, dan 256 tipe kepribadian.

Teori ini membedakan dirinya dengan mengungkapkan bahwa adaptasi kognitif, regulasi emosional, dan perubahan identitas sosial yang dipicu oleh teknologi menciptakan hibrida kepribadian baru, yang hanya dapat dipahami melalui lensa pengaruh digital. Dalam DTIM, kepribadian manusia adalah entitas yang fleksibel, ditentukan oleh keseimbangan antara dependensi dan penguasaan teknologi, kecepatan adaptasi terhadap perubahan digital, serta respons terhadap struktur motivasi yang dibentuk oleh platform digital.

Kami menyusun model ini sebagai tantangan bagi teori tradisional yang mengasumsikan kestabilan kepribadian. Dengan premis ini, kami memaksa komunitas saintifik untuk mengevaluasi kembali bagaimana kepribadian manusia dikonseptualisasikan di dunia yang tidak bisa lepas dari teknologi. DTIM membuka jalan untuk studi empiris baru yang mengeksplorasi dampak transformasi teknologi pada manusia, menantang pemahaman kita tentang sifat dasar manusia di era digital. Lebih lanjut, kami mendorong kepribadian manusia yang dinamis, responsif, dan berubah-ubah ini menjadi inti dari studi psikologi modern. Kami mengundang diskusi, eksplorasi, dan kritik untuk menggali lebih dalam dimensi-dimensi yang ditawarkan oleh DTIM, demi memperkaya pemahaman kita tentang apa artinya menjadi manusia di tengah revolusi teknologi.

Pendahuluan

Dalam dunia yang terus berubah dan bergerak cepat seperti saat ini, memahami kompleksitas kepribadian manusia menjadi semakin menantang. Di tengah perubahan sosial, teknologi, dan budaya yang melanda, kepribadian manusia tidak lagi dapat dipahami sebagai sesuatu yang statis dan kaku. Teori-teori kepribadian klasik, meskipun memberikan kerangka kerja yang penting, seringkali tidak mampu menangkap dinamika perilaku manusia yang dipengaruhi oleh teknologi dan lingkungan yang terus berkembang. Di sinilah letak urgensi dari sebuah pendekatan baru yang dapat menjembatani tiga klaster utama dalam psikologi kepribadian: teori kepribadian dinamis, teori tipe kepribadian, dan teori pengaruh teknologi terhadap kepribadian.

Teori yang kami tawarkan adalah jawaban atas tantangan ini. Disusun atas tiga dimensi utama---dimensi kognitif, emosional, dan sosial---teori ini menawarkan 16 parameter dan 256 tipe kepribadian unik yang menggambarkan beragam cara manusia beradaptasi, berubah, dan berkembang dalam interaksi mereka dengan lingkungan, teknologi, dan sesama manusia. Dimensi kognitif menyoroti bagaimana individu memproses informasi dan menghadapi masalah; dimensi emosional mengeksplorasi cara seseorang merespons emosi dan tekanan; sementara dimensi sosial menyoroti peran individu dalam konteks hubungan sosial dan kelompok.

Teori ini memiliki beberapa keunggulan yang membedakannya dari pendekatan tradisional. Pertama, fleksibilitas dan dinamikanya memungkinkan untuk memahami perubahan kepribadian seseorang dalam konteks tertentu. Kedua, ia menghubungkan pengaruh teknologi dalam pembentukan kepribadian, menjadikannya lebih relevan di era digital. Ketiga, ia menyediakan 256 tipe kepribadian yang memberikan kerangka analisis yang mendalam dan luas untuk mengeksplorasi spektrum perilaku manusia.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline