Lihat ke Halaman Asli

Asep Setiawan

Membahasakan fantasi. Menulis untuk membentuk revolusi. Dedicated to the rebels.

Kenapa Tidak Ada Semesta Kosong dan Semesta Berkelimpahan?

Diperbarui: 16 Desember 2023   02:31

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

"We are an impossibility in an impossible universe", kata Roy Bradbury, seorang penulis Amerika Serikat.

Pendahuluan

Sains tidak menyukai keajaiban, tetapi nyata sekali keajaiban ada di mana-mana. Jika tidak ada trigger yang mengubah energi potensial menjadi energi kinetik pada inflasi kosmik, niscaya Bing Bang tidak akan terjadi. Jika proses nihilisasi partikel dan antipartikel dibiarkan, maka semesta akan kosong selamanya. Jika hidrogen yang ditarik dan dikumpulkan oleh gravitasi tidak dipatik, maka proses fusi nuklir tidak akan terjadi dan bintang tidak ada. Jika evolusi bekerja seadanya, maka homo sapiens tidak akan pernah hadir.

Jika Big Bang bisa terjadi di sini, maka Big Bang bisa terjadi berlimpah di mana saja. Jika gravitasi bekerja secara utuh, niscaya materi menjadi dominan di semesta. Jika air bisa berlimpah di Bumi, maka air seharusnya berlimpah di seluruh sudut semesta. Jika kehidupan biologis beraneka ragam di Bumi, maka kehidupan biologis seharusnya ada di mana pun di semesta. Jika kecerdasan dan kesadaran tingkat tinggi berhasil di Bumi, maka hal yang serupa harus lazim di semesta.

Tapi semesta tidak bekerja dan bertindak seperti itu, Ferguso.

Karena sains tidak menyukai keajaiban, maka sains terus saja mencari bukti logis, empiris, dan matematis atas fenomena-fenomena yang ada. Bagaimanapun semua upaya itu harus diapresiasi. Tapi bukti-bukti yang ada dan berhasil dikumpulkan itu mengarah kepada dua bentuk semesta saja.

Hanya ada 2 opsi bentuk semesta yaitu ada berlimpah dan penuh keberlimpahan (1), atau tidak ada sama sekali dan kosong selamanya (2). Ini terjadi jika semesta semata dibentuk oleh mekanisme kuantum, kimia, biologi, fisika, kosmologi, dan matematika.

Tapi mekanisme kuantum, kimia, biologi, dan fisika berulang kali dirusak. Akibatnya, skenario kosmologi sering berubah plotnya secara tidak terduga. Narasi kosmologi tidak linear dan tidak pula flat.

A. Bentuk 1 : Tidak Ada Semesta dan Semesta Kosong

Inflasi Kosmik

Big Bang tidak dimulai dengan singularitas. Model singularitas tidak bisa menjelaskan apa pun. Big Bang menurut pendekatan terbaru yang diterima mayoritas fisikawan dimulai dengan inflasi kosmik.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline