Lihat ke Halaman Asli

Asep Setiawan

Membahasakan fantasi. Menulis untuk membentuk revolusi. Dedicated to the rebels.

Karya dengan Sentuhan Pribadi Vs GPT4 OpenAI

Diperbarui: 24 Maret 2023   00:31

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Artificial Intelligence. Sumber ilustrasi: pixabay.com/Gerd Altmann

Sentuhan Pribadi Dalam Kreativitas dan Intelektualitas Tidak Dapat Ditandingi ChatGPT

Kehadiran AI seperti salah satunya adalah GPT4 yang dirilis OpenAI sebenarnya bukan hal yang sangat mengejutkan. "B" aja jika menggunakan idiom yang biasanya digunakan anak saya untuk menunjukkan bahwa sesuatu biasa aja. Ini cuma kehebohan sesaat. Cuma hype doang.

Kita memang sering heboh dengan sesuatu yang tidak biasa, sesuatu yang baru, sesuatu yang viral, ataupun sesuatu yang dikerumuni banyak orang, padahal itu sebenarnya biasa aja. Seperti kemarin saya membeli pisang molen yang antriannya mengular panjang. 

Awalnya saya menduga pasti pisang molen itu sangat enak sehingga orang rela antri. Saya pun tergoda untuk membeli. Setelah saya beli, saya kecewa ternyata rasanya "B" aja, untuk sedikit berbohong tidak mengatakan bahwa sebenarnya rasanya tidak enak sama sekali.

Kehadiran GPT4 tidak perlu membuat kita takjub apalagi setelah kita merasakan manisnya kehadiran mesin pencari semacam Google, situs ensiklopedia seperti Wikipedia, Asisten Google atau semacamnya, dan sejumlah besar platform edukasi. GPT4 cuma konsekuensi dan lanjutan dari semua pencapaian teknologi itu.

Jika kita khawatir GPT4 akan digunakan agar bisa lulus ujian, ah kita pun sudah sejak lama bisa pakai joki untuk bisa lulus ujian. Minimal bisa nyontek lah.

Jika kita khawatir GPT4 digunakan menulis skripsi atau tesis, ehem, kita juga sudah tau sama tau ada sekian banyak skripsi atau tesis yang dikerjakan pihak ketiga. Minimal copas lah.

Bagi kita yang terbiasa bekerja di dunia kreatif, kehadiran AI khususnya GPT4 sangat membantu pekerjaan kita, terutama ketika kita harus berurusan dengan data dan rujukan yang sangat banyak serta perlu dianalisis dari banyak aspek dan sisi. 

GPT4 menyediakan bahan yang hampir sempurna dan lengkap, yang kita perlu lakukan cuma menambahkan sentuha, warna dan ciri khas pribadi kita ke dalamnya. 

Kemudian membumbuinya dengan rasa dan emosi, agar pikiran dan emosi pembaca ikut terseret. Kita bisa menggunakan cara bertutur yang beragam dari bahan yang disediakan oleh GPT4 itu. 

Kita bisa bertutur dengan datar, dengan jenaka, dengan emosional, dan dengan semangat berapi-api. Sentuhan pribadi ini tidak akan sanggup ditandingi AI atau ChatGPT manapun.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline