Seorang gelandangan melakukan sholat malam bersajadahkan selembar koran bekas di emperan Sabar Subur.
Sementara masjid-masjid terkunci. Luas dan megahnya adalah keangkuhan dalam bisu.
Bulan, bintang, dan angin malam menjadi makmum.
Sebentar lagi hujan.
Di akhir sholat dia berdoa,
"Wahai Raja di Raja yang Maha Kaya, sungguh hajatku sangat banyak, sedangkan aku dapati diriku terbelenggu banyak keterbatasan, dan aku tidak pernah kecewa kepada Engkau barang sedikit pun. Engkaulah satu-satunya yang paling pemurah dan paling pengasih."
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H