Lihat ke Halaman Asli

Asep Setiawan

Membahasakan fantasi. Menulis untuk membentuk revolusi. Dedicated to the rebels.

Matinya Ilmu Fisika

Diperbarui: 6 Februari 2022   23:15

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Pada tahun 1900, fisikawan Inggris Lord Kelvin bilang: "Tidak ada hal baru yang ditemukan dalam Fisika sekarang, yang tersisa hanyalah pengukuran yang semakin tepat." Dalam tiga dekade kemudian, Mekanika Kuantum dan Teori Relativitas Einstein telah merevolusi Fisika. Saat ini, tidak ada Fisikawan yang berani menyatakan bahwa pengetahuan Fisika kita tentang alam semesta hampir selesai. Sebaliknya, setiap penemuan baru tampaknya membuka pertanyaan fisika yang lebih besar dan lebih dalam.

Rlativitas Umum, Mkanika Kuantum, dan Thermodinamika menjadi bagian Ilmu Fisika yang standar dan baku hampir lebih 100 tahun ini. Apakah Ilmu Fisika tersebut akan berhenti sampai di sini?

Tahun 2022 menjadi tonggak bagi pembentukan Teori Kosmologi dan Teori Kuantum yang baru. Temuan atas deviasi dan inkonsistensi pada sejumlah obyk membuat konsensus sains yang selama ini ada menjadi goyah. Rlativitas Umum, Model Standard Kosmologi, Thermodinamika, dan Model Standard Fisika Partikel menghadapi tantangan serius.

1. Deviasi pada peluruhan Muon pada Fisika Energi Tinggi akibat tumbukan proton dengan proton membuka peluang bagi adanya partikel kuantum yang baru, dan gaya fundamental yang baru.

2. Deviasi pada Medan Gravitasi pada sejumlah galaksi dan deviasi pada Peta Dark Energy  tampaknya tidak konsisten dengan Rlativitas Umum. Dugaan eksisnya Dark Matter sendiri yang sering dianggap sebagai Gravitasi tambahan sebenarnya juga inkonsisten dengan Relativitas Umum. Juga ditemukannya sejumlah obyek langit yang tidak memiliki objek orbit yang spesifik menambah inkonsistensi pada Relativitas Umum. Ketiga hal ini membuat Rlativitas Umum berada di ujung tanduk.

3. Temuan adanya struktur bintang yang memanjang sepanjang 13 juta tahun cahaya dan bergerak berputar seperti bor mengacaukan Model Standar Kosmologi yang ada.

4. Deviasi intensitas Dark Matter pada galaksi DF2 membuka peluang bagi pembentukan teori pembentukan galaksi dan bintang yang baru.

5. Fakta Accelerated Expanding Universe bila mengikuti Thermodinamika membutuhkan adanya aliran energi terus menerus ke dalam semesta, tapi nyatanya aliran energi itu tidak ada. CMB malah membuktikan bahwa semesta semakin mendingin sehingga tidak memungkinkan adanya aliran energi yang dimaksud. Inilah yang memunculkan dugaan eksisnya Dark Energy. Tapi sampai detik ini, Dark Energy belum juga diketahui keberadaannya. Ini juga bisa jadi indikasi adanya inkosistensi dengan Thermodinamika.

Para penganut sains yang lama dibuat "ngeri" dan sekaligus antusias dengan semua perkembangan ini.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline