Lihat ke Halaman Asli

Tebang Pilih

Diperbarui: 19 April 2023   21:49

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Image: https://cloud.jpnn.com/

Salah satu perangai buruk manusia yang mendapat ancaman keras dari Allah swt adalah tebang pilih dalam mengambil hukum. Mengambil sebagian dan meniggalkan sebagian yang lain.

Berpegang teguh pada sebagian isi al-Qur'an, namun mengingkari sebagian yang lain. Padahal isi al-Qur'an itu tidak ada yang bertentangan satu sama lain.

Biasanya mereka yang berperangai seperti ini dipengaruhi atau tergiur oleh kenikmatan dunia, namun mengabaikan kesenangan akhirat. Yang sesuai dengan kehendak hati dijalankan, yang tidak sesuai ditinggalkan.

Demi mencapai kenikmatan dunia, mengalahkan kenikmatan akhirat. Padahal dunia ini fatamorgana dan menipu, sementara akhirat adalah pasti.

Kepada mereka Allah swt mengingatkan: "apakah kamu beriman kepada sebagian kitab dan ingkar kepada sebagian yang lain? Maka tidak ada balasan yang pantas bagi orang yang berbuat demikian diantara kamu selain kenistaan dalam kehidupan dunia, dan pada hari kiamat mereka dikembalikan kepada azab yang paling berat. Dan Allah tidak lengah terhadap apa yang kamu kerjakan". (Al-Baqarah: 85).

Dalam tafsir Kementerian Agama RI dijelaskan bahwa ayat ini turun berkaitan dengan peristiwa yang terjadi di Madinah sebelum Rasulullah saw diutus. Ada tiga suku Yahudi di madinah, yaitu Bani Qainuqa', Bani Naazir dan Bani Quraidhah. Ketiganya terlibat dalam perang saudara antara kabilah Aus dan Khazraj; penduduk asli Madinah.

Bani Qainuqa' dan Bani Naazir memihak kabilah Khazraj, sedangkan Bani Quraidhah memihak suku Aus. Seringkali terjadi peperangan di antara mereka, bahkan di antara sesama Yahudi pun mereka saling menyerang dan membunuh.

Ketika suku Aus dan Khazraj berperang, maka para sekutunya yang terdiri dari orang-orang Yahudi ikut berperang. Bani Quraizhah membantu suku Aus dan Bani Nadhir membantu suku Khazraj. sampai antara kedua suku Yahudi itupun terjadi peperangan dan tawan menawan, karena membantu sekutunya. Tetapi ketika ada orang-orang Yahudi yang tertawan, maka kedua suku Yahudi itu bersepakat untuk menebusnya, meskipun awalnya mereka saling berperang.

Mereka tahu bahwa hal itu melanggar perjanjian dengan Allah swt, namun mereka berdalih bahwa hal itu merupakan bagian dari ketaatan terhadap isi kitab suci.

Mereka melanggar perjanjian, memutarbalikkan ayat-ayat Allah swt, mengimani sebagian isi kitab suci dan mengingkari sebagian lainnya karena mereka itulah orang-orang yang membeli kehidupan yang fana di dunia dengan kehidupan yang kekal di akhirat, yakni mereka teperdaya oleh gemerlap duniawi serta kesenangan hidup sementara, dan berusaha dengan berbagai cara, meskipun dengan melanggar norma, untuk memilikinya.

Siksa yang mereka dapatkan di dunia tidak berarti akan meringankan azab mereka di akhirat. Sama sekali tidak! maka tidak akan diringankan azabnya, karena siksa akhirat tidak dapat diringankan, dan mereka tidak akan ditolong oleh siapa pun, termasuk oleh diri mereka sendiri.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline