Kehidupan dunia ini tak ubahnya guyonan, permainan belaka. Ia tak akan berlangsung lama dan pasti berakhir. Guyonan yakni perbuatan yang tidak jelas maksud dan tujuannya, apakah untuk mencari manfaat atau untuk menolak mudharat. Hanya bersenang-senang.
Perhatikanlah anak kecil. Aneka ragam macam permainan mereka lakukan dengan senang gembira. Lari sana lari sini, bersorak dan tertawa. Tiada payah lelah mereka hiraukan, yang penting riang dan gembira. Namun lihat, kesenangan mereka hanya sebentar, tak butuh waktu lama merekapun bosan dan beralih permainan lain, bosan lagi dan berganti permainan lain lagi.
Semakin beranjak dewasa mereka, semakin berkuranglah jenis permainan mereka. Malu dengan umur kata mereka jika mereka masih melakukan permainan yang dahulunya senang mereka lakukan.
Maka benarlah Firman Allah swt.: "Dan kehidupan dunia ini, hanyalah permainan dan senda gurau. Sedangkan negeri akhirat itu, sungguh lebih baik bagi orang-orang yang bertaqwa. Tidakkah kamu mengerti? (Q. S Al An'am ayat 32)
Dunia ini dimisalkan ibarat permainan karena pada awalnya ia menyenagkan, namun lama kelamaan ia menjadi membosankan. Kata Hamka, permainan dunia ini laksana makan jeruk. Sesudah manis, tinggallah pahitnya di lidah dan kerongkongan. Untuk itu ia berpesan agar menjadikan semua kesibukan dunia yang sifatnya sekedar main-main ini menjadi pekerjaan sungguhan yang mendatangkan manfaat.
Kita hendaknya menentukan tujuan aktivitas hidup hanya untuk mencari ridha Allah swt semata. Menjadikan dunia ini sebagai batu loncatan untuk menuju kehidupan sesungguhnya yang jauh lebih baik. Jadikan segala pernak-pernik kehidupan dunia sebagai bahan pewarna pemanis jalan menuju kampung sesungguhnya, yakni kampung akhirat.
Dalam tafsir jalalain dijelaskan bahwa tiadalah kesibukan kehidupan di dunia ini selain dari main-main dan senda gurau. Adapun mengenai amal taat dan hal-hal yang menjadi sarananya, maka hal itu menjadi perkara akhirat. Dan sesungguhnya kampung akhirat itu lebih baik bagi orang-orang yang takut berbuat kemusyrikan. Maka tidakkah kamu memahami itu dan mendorong kamu untuk beriman?
Dalam QS al-Hadid ayat 20 Allah swt berfirman: Ketahuilah, sesungguhnya kehidupan dunia itu hanyalah permainan dan sendagurauan, perhiasan dan saling berbangga di antara kamu serta berlomba dalam kekayaan dan anak keturunan, seperti hujan yang tanam-tanamannya mengagumkan para petani; kemudian (tanaman) itu menjadi kering dan kamu lihat warnanya kuning kemudian menjadi hancur. Dan di akhirat (nanti) ada azab yang keras dan ampunan dari Allah serta keridaan-Nya. Dan kehidupan dunia tidak lain hanyalah kesenangan yang palsu.
Prof Quraish Shihab menafsirkan ayat ini bahwa ayat ini merupakan peringatan terhadap orang-orang yang tertipu oleh kehidupan dunia, bahwa dunia ini hanya sebuah permainan yang tidak membawa hasil. Dunia adalah sebuah permainan yang melalaikan orang untuk melakukan hal-hal yang bermanfaat. Dunia adalah sebuah perhiasan yang tidak mempunyai keindahan diri, dan sebuah kegiatan membangga-banggakan keturunan dan kekayaan yang tidak tahan lama.
Dunia ini ibarat air hujan yang menumbuhkan tanaman dan menyenangkan petani. Tetapi setelah tanaman itu matang, kamu melihatnya kuning dan kering. Dan beberapa saat kemudian menjadi keras, pecah-pecah, dan tidak ada gunanya sama sekali.