Lihat ke Halaman Asli

Fungsi Asesmen Pembelajaran

Diperbarui: 7 September 2022   11:01

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Image: olahan canva.com

Jika selama ini asesmen masih dipahami sebagai proses menilai atau bahkan sebagai ajang penghakiman terhadap tingkat keberhasilan peserta didik setelah mempelajari suatu materi, maka pandangan tersebut harus mulai diubah. Dalam paradigma baru, asesmen ditempatkan sebagai bukti pembelajaran. Ia berfungsi sebagai informasi tentang proses pembelajaran dan perkembangan peserta didik.

Dalam platform merdeka mengajar seri pelatihan mandiri yang dikeluarkan oleh Kemendikbudristek (2021) dijelaskan bahwa asesmen harus berpihak pada peserta didik. Membantu peserta didik mendapatkan pembelajaran yang bermakna. 

Bukan sekedar sebagai laporan yang berisi angka dan hasil belajar peserta didik semata. Bukan pula digunakan untuk mencari peserta didik yang menduduki rangking tertentu. Asesmen harus diposisikan sebagai proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk mengetahui kebutuhan belajar, perkembangan dan pencapaian hasil belajar peserta didik.

Jika asesmen dilakukan hanya sebagai alat untuk meghasilkan nilai, maka kecenderungannya adalah hanya menghasilkan informasi yang sangat terbatas. Karena nilai yang dihasilkan biasanya hanya sebatas mengukur level pengetahuan semata.

Asesmen yang dilakukan tidak boleh kontraproduktif dengan semangat pembelajaran. Asesmen yang dilakukan harus memberi peluang bagi peserta didik untuk meningkatkan pencapaian belajar sesuai dengan kemampuan masing-masing peserta didik.

Dengan demikian, tujuan utama dari asesmen adalah untuk memantau dan memonitor kualitas pembelajaran sekaligus sebagai umpan balik perbaikan pembelajaran bagi guru. 

Dengan menempatkan asesmen sebagai fungsi ini maka kedudukan asesmen dalam pembelajaran adalah sebagai instrumen untuk memahami perkembangan belajar peserta didik dalam rentang waktu tertentu dalam mengikuti proses pembelajaran. Dengan demikian, perkembangan belajar peserta didik dapat teramati dari waktu ke waktu.

Artinya, yang menjadi perhatian adalah bukan perihal peserta didik mendapatkan nilai dalam bentuk angka. Tetapi apakah kemampuan mereka berkembang dibanding dengan kemampuan awalnya. Informasi ini membantu guru, peserta didik, orangtua dan satuan pendidikan untuk melakukan evaluasi serta perbaikan pembelajaran selanjutnya.

Asesmen juga memiliki fungsi sebagai alat untuk mengetahui progres kemajuan belajar peserta didik. Artinya, jika asesmen dilakukan dengan efektif, maka guru bisa mengetahui banyak hal terkait peserta didik, diantaranya:

  • Guru bisa mengetahui apa saja yang sudah dipahami oleh peserta didik dan bagian mana yang belum dipahami.
  • Guru juga bisa mengetahui apa yang harus dilakukan dalam pembelajaran sesuai dengan kemampuan awal peserta didik pada materi yang akan disampaikan.
  • apa yang harus dilakukan guru ketika peserta didik salah dalam memahami materi?
  • kapan dan bagaimana guru bisa mulai menyampaikan materi baru?
  • dukungan apa yang diperlukan peserta didik di kemudian hari agar pembelajaran lebih optimal?

Dengan demikian, terlihatlah bahwa prinsip-prinsip asesmen adalah sebagai berikut:

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline