Lihat ke Halaman Asli

Yang Paling Dibutuhkan Manusia

Diperbarui: 22 Januari 2022   08:41

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber gambar: ilustrasi yang paling dibutuhkan manusia. hasil olahan dari canva.com

Semenjak manusia terlahir ke dunia, ia telah dibekali oleh Allah Swt seperangkat petunjuk untuk bertahan hidup dan beradaptasi dengan alam baru sebagai tempat hidupnya. Misal seorang bayi yang lapar atau ada sesuatu masalah dengannya maka ia akan menangis. 

Berangsur seiring bertambahnya usia, sang bayi bisa membedakan bunyi-bunyian yang didengar, warna dan benda yang dilihat. Saat itulah manusia dibekali dengan naluri hidup.

Prof Hamka menyatakan bahwa naluri yang diberikan kepada manusia ini diberikan pula kepada binatang. Akan tetapi pada manusia tidak berhenti hanya sampai naluri saja sebagaimana binatang. Disamping naluri, manusia dibekali juga dengan akal dan pikiran. Hal inilah yang menjadi pembeda utama antara manusia  dan binatang.

Dengan akal yang dimilikinya, manusia mampu mengolah informasi yang diterima panca inderanya. Sesuatu yang sekiranya tidak masuk akal maka ia akan menolaknya. 

Contoh sederhananya, ketika kita berjalan di bawah purnama, mata melihat purnama itu mengikuti kemanapun kaki melangkah, akan tetapi akal akan menolak persepsi tersebut, bahwa bukanlah purnama yang mengikuti melainkan penglihatan manusia saja yang terbatas sehingga ternampak demikian.

Begitu pun dikala kita sedang berada di dalam bus yang berjalan, terlihat pohon-pohon di kanan kiri jalan yang kita lewati seolah-olah berlari meninggalkan kita, maka akallah yang bekerja menolak yang ternampak, bahwa bukanlah pepohonan yang mninggalkan kita melainkan laju bus lah yang sebenarnya membawa kita meninggalkan pepohonan yang kita lewati.

Demikian seterusnya, akal akan bekerja mengolah setiap informasi yang ditangkap panca indra manusia, sehingga dengannya manusia bisa mengambil sikap. 

Akan tetapi disamping akal, Allah Swt juga memberi manusia syahwat dan hawa nafsu. Dengan syahwat dan hawa nafsu tersebut manusia memiliki keinginan, mempunyai cita-cita. 

Dengan bekal syahwat dan hawa nafsu ini manusia berkeinginan untuk memiliki keturunan, tertarik pada lawan jenis. Dengannya pula manusia berhasrat memiliki kedudukan harta dan tahta.

Naluri, akal, syahwat dan hawa nafsu adalah seperangkat petunjuk bagi manusia untuk bertahan hidup di dunia ini. Akan tetapi dengan bekal hidup tersebut belumlah cukup untuk memberi jaminan hidup yang selamat jauh dari celaka. 

Pada hakikatnya manusia menginginkan hidup yang damai dan selamat. Namun, keinginan manusia yang didorong oleh hawa nafsu dan syahwat terkadang menimbulkan kecelakaan. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline