Lihat ke Halaman Asli

Kumbang Tanduk, Hama yang Bikin Sibuk

Diperbarui: 2 Juni 2024   20:44

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Foto Kumbang Tanduk (Dokpri)

Derita petani dan pekebun sawit yang baru menanam Tanaman Belum Menghasilkan (TBM) tidaklah sedikit. Masalah datang silih berganti tanpa henti. Salah satu tantangan terbesar adalah bibit tanaman yang belum cukup umur. Jika bibit yang belum cukup matang dipaksakan untuk ditanam, perawatan menjadi jauh lebih repot dan rentan terhadap serangan berbagai hama. Hama seperti babi hutan, tikus, dan monyet sering kali menyerang tanaman muda yang rentan ini, menyebabkan kerusakan yang signifikan dan menambah beban kerja petani.

Idealnya, bibit sawit ditanam ketika sudah berumur sekitar satu setengah tahun, setelah melalui masa pembibitan. Selama periode ini, bibit yang diserang ulat daun dapat dengan mudah disemprot dengan insektisida karena luas area pembibitan yang relatif kecil. Menurut pengalaman perusahaan, merawat bibit di area pembibitan jauh lebih mudah dibandingkan merawat tanaman di lahan kebun yang lebih luas dan lebih sulit diakses.

Dengan adanya aturan larangan membakar hutan, di wilayah Banyuasin, penanaman sawit di kebun dilakukan dengan sistem TOT (Tanpa Olah Tanah). Rumput dan anak kayu di kebun dibersihkan langsung menggunakan eksavator, kemudian dikumpulkan di lorong-lorong sawit yang nantinya akan menjadi jalur mati atau tempat pembuangan pelepah. Meski sistem ini efisien, tantangan tetap ada ketika tanaman sawit mulai tumbuh hijau dan besar.

Seiring pertumbuhan tanaman, berbagai hama mulai muncul. Hama-hama ini bervariasi, mulai dari yang kecil seperti ulat daun, hingga yang besar seperti babi dan monyet, yang sering menyerang kebun di pinggir hutan. Ulat daun dapat diatasi dengan menyemprotkan insektisida tertentu, namun hama yang lebih besar seperti babi dan monyet membutuhkan penanganan yang lebih kompleks.

Salah satu hama yang paling sulit diatasi adalah kumbang tanduk. Hama ini sering muncul jika kebun tetangga juga diserang atau dari kayu yang tertimbun saat membersihkan lahan. Kumbang tanduk sangat sulit diatasi, dan beberapa petani menggunakan jebakan dari ember berisi air dan ramuan wangi yang menarik kumbang. Ada juga yang menggunakan Puradan, yang ditaburkan di tunas muda, namun cara ini kurang efektif karena hama kembali ketika Puradan habis.

Dengan berbagai tantangan ini, kehidupan petani dan pekebun sawit yang baru menanam TBM adalah perjuangan yang tidak mudah. Mereka harus menghadapi dan mengatasi berbagai masalah secara terus-menerus demi memastikan tanaman sawit dapat tumbuh sehat dan produktif di masa depan. Kesabaran, ketekunan, dan pengetahuan yang baik tentang cara penanganan hama menjadi kunci keberhasilan mereka dalam menghadapi segala rintangan yang ada.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline