Hari ini disela kesibukan pekerjaan, saya menyempatkan diri untuk melihat tanaman sawit yang masih muda, berumur sekitar 1,5 tahun di lahan kebun, setelah 1,5 tahun dalam pembibitan (polybag), jadi umur tanaman itu sudah 3 tahun kurang lebih. Mungkin ada yang bertanya, kenapa kok lama di pembibitan (polybag) ?. Hal ini dilakukan dengan pertimbangan
- Bibit yang sudah besar cenderung aman dari hama babi hutan
- Penanganan hama dan penyakit tanaman (HPT) lebih mudah dan efektif dilakukan di pembibitan daripada di kebun (karena berdasarkan pengalaman, sampai usia 2 tahun ada ulat yang senang dengan daun sawit)
- Penangan gulma lebih mudah di pembibitan daripada di kebun.
- Tenaga kerja perawatan tidak perlu banyak, yang artinya meminimalisir pengeluaran.
- Menanam sawit sekarang Tanpa Olah Tanah (TOT)
Di kebun ini, ketika tanaman sudah berumur 1,5 tahun setelah tanam, ada orang meminta ijin kepada saya untuk numpang nanam sayuran dan semangka. Pada saat itu, dengan senang hati saya mengijinkan dengan perjanjian
- Semua biaya pembersihan lahan (land clearing) menjadi tanggung jawab yang menumpang.
- Yang menumpang harus menjaga tanaman sawit jangan sampai terjadi kerusakan
- Setelah selesai masa tanam, pembersihan lahan (land clearing) menjadi tanggung jawab yang menumpang.
Setelah pemilik lahan dan yang menumpang setuju, maka penggarapan lahan dimulai. Kenapa harus sepakat dulu ? agar tidak ada silang sengkarut setelah selesai masa tanam.
Yang pertama ditanam adalah semangka dan alhamdulillah untuk satu masa tanam sudah selesai, dan saya selaku pemilik lahan bisa mencicipi buah semangka gratis dan selama masa itu saya tidak memikirkan pembersihan rumput dan gulma lainnya. Untuk siklus tanam kedua, saya kira mau ditanami semangka lagi, ternyata mau ditanami cabe keriting dan pada saat saya lihat tadi baru dilakukan penggemburan tanah dan penyemprotan rumput dengan herbisida. Mungkin seminggu lagi bisa nanam karena bibit sudah tersedia.
Saya jadi ingat apa yang disebut dengan Simbiosis mutualisme. Jadi ketika ada orang minta ijin akan menumpang menanam sayuran saya berfikir bagaimana agar saling menguntungkan antara pemilih lahan dengan yang menumpang. Jadi Simbiosis mutualisme itu juga terjadi di kebun.
Simbiosis mutualisme adalah hubungan simbiotik di mana dua spesies yang berbeda saling menguntungkan satu sama lain. Dalam hubungan ini, kedua spesies mendapatkan manfaat dari keterlibatan mereka satu sama lain. Misalnya, hubungan antara lebah dan bunga. Lebah mendapatkan nektar sebagai makanan, sementara bunga mendapatkan bantuan dalam penyerbukan.
Hubungan timbal balik antara pemilik kebun kelapa sawit yang kebunnya ditumpangi petani untuk menanam sayuran merupakan sebuah dinamika yang melibatkan ketergantungan dan saling menguntungkan antara kedua belah pihak. Dalam konteks ini, pemilik kebun kelapa sawit memberikan izin kepada petani untuk menanam sayuran di kebunnya, sementara petani memberikan kontribusi dalam bentuk usaha menanam dan merawat tanaman sayuran. Hubungan ini didasari oleh prinsip saling menguntungkan dan ketergantungan antara pemilik kebun dan petani.
Saya senang sekali ada orang yang menumpang, karena banyak keuntungan bagi saya selaku pemilik kebun kelapa sawit, diantaranya mengurangi biaya perawatan, mengurangi biaya pemupukan, dan setiap hari ada yang mengawasi dan menjaga kebun.
a. Mengurangi biaya perawatan
Sudah menjadi rahasia pekebun atau petani sawit, bahwa biaya perawatan tanaman sawit cukup besar, karena jarak tanam sawit cukup lebar yaitu 8 x 9 meter memungkinkan gulma (rumput dan anak kayu) akan tumbuh dengan cepat, hal ini memerlukan penanganan dengan baik, perlu disemprot dengan rancun rumput dan racun khusus untuk anak kayu. Kalau racun mudah dicari, tinggal beli saja di toko pertanian, yang susah justru tenaga untuk mengaplikasikannya, tenaga kerjanya mahal dan mesti menunggu waktu luang setelah selesai bekerja di kebun sawit plasma.
b. Mengurangi biaya pemupukan