Lihat ke Halaman Asli

Menjemput Rizki

Diperbarui: 9 April 2024   21:35

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Hujan mengguyur bumi Nusamakmur. Berbagai tanggapan dari manusia pasti campur baur, ada yang ngedumel ada juga yang bersyukur. Orang yang ngedumel adalah termasuk kufur terhadap nikmat Allah Rabbun Gofur.

Kalau tidak bisa mensyukuri nikmat ya jangan melaknat, berdo'a dan bekerjalah yang maslahat, agar berkah yang didapat. Dalam firman Allah tersurat, siapa yang syukur nikmat akan meningkat, siapa kufur akan dapat singksa yang sangat berat, "la-in syakartum la-ajiidannakum, wala-in kafartum inna 'adzaabii lasyadiid".

Sesungguhnya rizki Allah sangat diharapkan untuk memenuhi dan mencukupi kebutuhan, namun sayang Allah kurang berkenan karena kita kurang pengabdian. Kita hanya pandai mengajukan permohonan sementara ibadah jarang dijalankan. Iyyaaka nastain berulang kali kita ucapkan, tapi iyyaaka na'budu jarang dilakukan.

Walaupun ada yang ngomong bahwa rizki sudah tertakar dan in sya Allah tidak akan pernah tertukar, namun kita tetap harus ihtiar agar mudah didapat dengan lancar. Walaupun pekerjaan kita termasuk kasar, kalau dilakukan dengan sabar, in sya Allah hasilnya besar.

Membaca Alquran baru sebatas hafalan belum mencapai tahap amalan. Jadikan Al-Qur'an sebagai pedoman dalam mencari penghidupan, agar apa yang dilakukan tidak menyalahi aturan, hasilnya bersih dan penuh keberkahan.

Bila rizki telah didapatkan jangan sekali-kali melupakan Tuhan, karena dalam proses pencarian keterlibatan Tuhan tidak bisa dihindarkan. Oleh sebab itu infaqnya harus dikeluarkan dan diberikan kepada yang membutuhkan, fakir miskin yang perlu santunan




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline