Lihat ke Halaman Asli

Jalan Terjal Menuju Beasiswa LPDP

Diperbarui: 12 Maret 2016   15:24

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Episode 1

Luruskan Niat

“Amal itu tergantung niatnya, dan seseorang hanya mendapatkan sesuai niatnya. Barang siapa yang hijrahnya kepada Allah dan Rasul-Nya, maka hijrahnya kepada Allah dan Rasul-Nya, dan barang siapa yang hijrahnya karena dunia atau karena wanita yang hendak dinikahinya, maka hijrahnya itu sesuai ke mana ia hijrah”

(HR. Bukhari, Muslim)

Mendapatkan beasiswa untuk melanjutkan studi magister baik itu di dalam maupun di luar negeri merupakan sebuah nikmat yang sangat besar. Pemerintah Indonesia pada saat ini melalui Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) tengah memberikan dana kepada para pemuda Indonesia untuk dapat melanjutkan studi melalui program Beasiswa Pendidikan Indonesia (BPI). Untuk mendapatkan beasiswa tersebut, tentunya membutuhkan beberapa persiapan yang matang yang salah satunya adalah bahasa inggris yang dibuktikan dengan adanya sertifikat IELTS ataupun TOEFL. Serta ada beberapa persyaratan yang lain yang harus dilengkapi oleh para pelamar beasiswa. Oleh sebab itu para calon pelamar benar-benar membutuhkan persiapan yang sangat matang, apalagi bagi mereka yang ingin studi ke luar negeri. Ini merupakan tulisan di episode pertama mengenai perjalanan saya untuk mendapatkan beasiswa. Kedepan saya juga akan menjelaskan bagaimana untuk mendapatkan nilai IELTS Speaking Band 7, proses seleksi LPDP termasuk wawancara, penulisan essay, proses mendapatkan LoA dari Australia hingga mendapatkan beasiswa LPDP.

Tulisan yang pertama ini, saya ingin mencoba untuk meluruskan sebuah niat bagi mereka yang mencoba untuk melanjutkan studi ke luar negeri. Saya menulis mengenai hal ini karena teringat betul hingga sekarang, ada seorang sahabat perempuan ketika sedang belajar bahasa inggris di Kampung Inggris yang memberikan nasehat kepada saya untuk dapat meluruskan dan memperbaiki niat terlebih dahulu. Dia adalah seorang akhwat yang menjadi salah satu kawan belajar IELTS di kampung inggirs, kami di kelas hanya bertiga dan hanya dia satu-satunya perempuan. Dengan kegigihannya dalam belajar bahasa Inggris dan niat yang baik untuk mengabdi untuk bangsa Indonesia, akhirnya dia berhasil mendapatkan beasiswa untuk lanjut studi ke University of York, United Kingdom.

Dengan pernyataanya yang lembut, ia menyatakan “Sep, perbaiki dulu niatnya…”, ujar guru Pendidikan Kimia di salah satu sekolah yang berlokasi di sebelah barat pulau Jawa itu kepada saya.

Tiga kata yang memiliki makna yang sangat luar biasa. Disini maksudnya adalah bagi mereka yang memiliki tendensi untuk studi ke nuar negeri harus benar-benar menunjukan keinginannya untuk sekolah dan memberikan kontribusi untuk bangsa Indonesia. Terkadang ada orang-orang yang mencoba mendaftar ke luar negeri hanya untuk menikmati keindahan negaranya, jalan-jalan, melihat salju, atau yang lainnya. Jika mengacu kepada hadits-ya Bukhari dan Muslim yang saya tuliskan diatas, segala sesuatu itu tergantung pada niat, jika niat kita hanya ingin jalan-jalan, maka itu lah yang akan diperoleh selama masa studinya. Sedangkan jika kita sudah memiliki niat yang baik untuk melanjutkan S2 guna memberikan kontribusi untuk bangsa Indonesia, maka hal itu akan mempermudah pada saat wawancara LPDP. Dan hal itu lah yang saya rasakan.

Ada beberapa ciri-ciri orang-orang yang memang dia benar-benar memiliki niat yang baik yang apabila ia diberikan beasiwa ke luar negeri, ia akan memberikan kontribusi kepada bangsa Indonesia. Pertama, orang itu sudah memiliki judul thesis secara umum dari apa yang akan dia teliti selama perkuliahan di luar negeri. Tipe orang yang memiliki pemikiran seperti ini akan memiliki sebuah pemikiran yang secara terus menerus memberikan semangat kepada dia untuk dapat mempelajari apapun, dia sudah mengetahui situasi dan kondisi permasalahan bangsa Indonesia yang saat ini sedang terjadi. Karena keprihatinannya dia, akhirnya dia memiliki sebuah sosuli yang perlu diteliti di luar negeri, harapannya setelah selesai studi dia akan kembali ke Indonesia untuk mencoba menyelesaikan permasalahan tersebut.

Ketika kita sudah memiliki niat yang sangat baik untuk memperbaiki bangsa Indonesia, hal ini benar-benar akan mempermudah kita dalam proses wawancara LPDP, karena ketika ditanya mengapa kamu ingin melanjutkan studi ke luar negeri? Dengan sangat lancar, seseorang yang dengan niatnya baik akan menjawab bahwa ia ingin memberikan sebuah kontribusi untuk bangsa Indonesia melalui penelitiannya tadi. Terkadang orang sangat kebingungan ketika menjawab pertanyaan itu.

Sebagai contoh, salah satu niat saya untuk melanjutkan studi ke Australia adalah ingin membuat sebuah kebijakan pendidikan dalam menerapkan “pendidikan seks” di tingkat SMP dan SMA. Niat saya ingin meneliti di Australia karena negara ini sudah sukses dalam implementasinya. Pelajaran pendidikan Seks ini bukanlah hal yang tabu di negeri Kanguru, oleh sebab itu tempat ini adalah Negara yang paling cocok untuk saya melanjutkan jenjang master bidang ilmu kebijakan pendidikan di Monash University. Berikutnya, kontribusi saya untuk Indonesia di masa yang datang ialah memberikan warna baru dalam bidang pendidikan, dengan adanya pendidikan seks ini. Jika melihat kondidi realitas bangsa Indonesia kontemporer, melakukan hubungan seksual diluar nikah dan penyebaran virus HIV/AIDS sudah menjalar kemana-mana oleh para peserta didik. Oleh sebab itu, pendidikan seks sebagai solusi jangka panjang yang perlu diterapkan. Namun sebelum itu, saya perlu meneliti lebih jauh bagaimana proses implementasinya. Melaluip program beasiswa LPDP dan studi magister di Australia, harapannya saya dapat meneliti dan mengembangkan konsep pendidikan seks.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline