Lihat ke Halaman Asli

Asep R Sundapura

Blogger & Culturalpreneur

Avengers Nusantara

Diperbarui: 12 Juni 2020   15:29

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Mari tengok sikit kita punya memori : Tahun 80-90an, pada saat era kedigdayaan misbar puas sudah kita nonton film-film buatan anak negeri, diantaranya yang cukup ramai di kelas film silat adalah Saur Sepuh dan Mandala Putra Ular. Akrab nian tentunya kita menyaksikan bagaimana Brama Kumbara, Satria Madangkara murid Panembahan Astrajingga itu dengan aji-ajinya yg keren seperti Serat Jiwa dan Lampah-Lumpuh, meladeni Aji Gelang-Gelang Lugina dan Kijara, sepasang murid andalan Panembahan Pasopati yang legend abis. Pertarungannya yahud.

Abaikan dulu soal kesahihan sejarah kerajaan Madangkara sobat, terpanalah dikit saja kau punya mata pada bagaimana teknologi filem jadul itu merekonstruksi kesaktian ajian para pendekar tersebut.

Ajian2 kesaktian model Serat Jiwa, Lampah-Lumpuh, Gelang-Gelang ataupun sabetan Golok Setan Mantili dibuat sedemikian rupa berupa aliran2 listrik warna-warni yang lumayan futuristik untuk masanya.

Ajian Kidang Kancana Patih Gotawa dan Tapak Sancang Mantili juga bikin imaji kita kleyeng-kleyeng coba memahami bentuk kesaktian orang dulu yang bias jalan di atas air atau lari secepat kilat. Belum lagi elmu kebal tubuh, terbang di langit atau kemampuan menisbikan kepadatan molekul tubuh dalam bentuk ilmu menghilang-nya pendekar Kuntala.

Geser pada filem Mandala Putera Ular yang dilakoni aktor sejuta fans, Bery Prima, juga tak kalah bikin krenyit kita punya jidat, kawan. Masih ingat kah kau bagaimana Si Mandala mampu menembus tembok, menafikan hukum fisika tentang konfigurasi molekul dan dzat? Belum lagi soal ilmu terbang, melintasi waktu dan seabrek kesaktian para pendekar lainnya di filem-filem seperti Si Buta Dari Goa Hantu, Jaka Sembung ataupun Tutur Tinular. Wuah, kita pikir : hebat betul "teknologi" orang-orang jaman dulu. Buat otak kecil bocah-bocah jaman dulu, semua itu fakta men, konkret.

Saya kira, "Pameran Teknologi" ala para pendekar nusantara itu tidak bakal muncul lagi di Abad Android model ginian. Tapi saat iseng nonton The Avenger : Infinity War-nya Craig Barden, sontak kenangan Misbar saya terstimulus. Kita semua mufakat, The Avenger adalah pameran kehebatan hero-hero asing dengan kesaktiannya masing2 yg berbasis teknologi super canggih, meskipun disusupi juga dongeng-dongeng futuristik dan sedikit bumbu mitos buhun ala barat.

Well, well .... Agak pening saya nonton kemegahan The Avengers. Sihoreng, semua kesaktian yg dimiliki para pendekar barat itu sama saja toh dengan kita punya pendekar. Teknologi Rekayasa Dimensi ala Dokter Strange gak beda dengan ilmu lembut Si Mandala saat menerobos waktu dan ruang untuk mengejar lawannya yang bisa ngilang. Flash? Meski bukan termasuk The Avenger tapi speed-nya boleh lah diaduin dengan Kidang Kancananya Patih Gotawa suaminya Mantili.

Jangan pula kau kagum sama Banner yg bisa jadi manusia raksasa hijau bernama Hulk. Cobalah kau nonton Saur Sepuh efisode Pesanggrahan Keramat : Brama itu bisa jadi raksasa yg besarnya sepuluh kali lipet dari Si Ijo Tukang Ngambek itu, kawan. Dan soal parade kekuatan yg ditampilkan Thanos, Iron Man, Kapten Amerika dan hero lainnya dimana ledakan-ledakan energi keluar dari tangan, keluar cahaya dari mata atau pameran kebal tubuh dan power2 lainnya gak beda juga lah sama kesaktian-kesaktian Kijara, Lugina ataupun Lasmini di efisode Kembang Gunung Lawu.

Well, bagi pikiran milenial membandingkan pendekar2 jadul nusantara model Brama Kumbara dkk dengan The Avenger pasti bikin ngikik. Nih, orang belum minum obat apa pake ngebandingin Si Brama sama Iron Man yg hi-tech, keren dan futuristik abis? Yaps itu betul.

Holiwud jauh lebih mantap karena support teknologi dan insting entertainmen mereka jago kelas dewa sehingga bisa menciptakan film dengan konsep dan tampilan sue banget. Tapi bentar dulu. Bukan itu intinya. Yang bikin kita sedikit ngantuk nonton The Avengers ternyata orang kita sebetulnya jauh lebih futuristik dalam memahami kosmologi ruang, waktu dan keniscayaan ciptaan. Kesaktian2 ala Serat Jiwa, Kidang Kancana, Tapak Sancang ataupun Lembu Sakilan adalah model old dari kehebatan-kehebatan jaman now yang ditampilkan para Avengers. 

Menangnya, orang kita jauh lebih dulu tahu soal teknologi kaya gituan, Cuma bedanya kita ketinggalan jauh soal bagaimana menampilkan dan mengemas teknologi-teknologi tadi menjadi sesuatu yg mudah dipahami, enak dilihat dan terkesan logis.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline