Lihat ke Halaman Asli

Asep Nurjamin

suka menulis dan membaca puisi

Puisi | Rumah yang Terjual

Diperbarui: 2 Desember 2018   03:07

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

(Christopher Harris/Unsplash)

Akan dijual sebuah rumah,
untuk ditukar dengan masa depan yang terang benderang,
harapan penuh kilau pesona gemerlapan, mungkin juga ditukar dengan gelap dan suram.

Telah dijual sebuah rumah,
di ujung jalan itu,
ribuan kisah suka dan sedih terkubur di situ,
sebaris kenangan kita relakan,
tawa dan tangis kita dahulu saat kehidupan mulai dicanangkan.

Telah terjual sebuah rumah dalam angan-angan, pagar kayu dan halaman berumput,
tempat semua pengharapan pernah dikumpulkan,
lalu berpencar mencari jalan sendiri-sendiri,
lalu kita memandangnya sebagai rumah tua yang lusuh,
siap untuk ditinggalkan,
tapi sebagian kenangan sengaja kita tambatkan.

Di rumah itu.

Bangku tua di bawah pohon mangga,
sebentar lagi akan kian renta dan kesepian, banyak kisah yang belum sempat diceritakan, kehangatan senja yang basah,
seperti pohon mahoni yang melepas daunnya, jatuh di tanah untuk berserak dan dilupakan.

Bunga bakung di sudut taman,
mengangguk lembut dielus angin terakhir yang datang sore itu,
jangan kaulupakan aku bisiknya lembut,
dengan senyap gerimis pun pergi tanpa kata.

Dari rumah itu,
diam-diam
pengharapan dirajut kembali.

@salam dari Asep Nurjamin dari Bumi Guntur Melati




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline