Lihat ke Halaman Asli

Asep Nurjamin

suka menulis dan membaca puisi

Tentang Luka Bom Bunuh Diri Itu, Saudaraku

Diperbarui: 15 Mei 2018   21:14

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Satu dentuman sejuta duka, menganga luka berdarah, mengiris perih, mengundang tumpahan air mata, melahirkan kepanikan, kegundahan, dan kegelisahan.

Siapa yang mengajarimu untuk membenci, Allah mencintai orang yang saling mengasihi, jangankan melukai, duri di jalan kau pungut dan kaubuang, biar tak menyakiti orang lalu, sedikit rezeki kaubagi pertanda kasih, jalin silaturahim teduhkan qolbu.

Siapa yang mengajarimu kasar dan keras hati, Rosul kita mengajari berlemah lembut, menebar kasih dan kedamaian, mengucap salam sapa ramah, senyum pada air muka yang menenteramkan.

Siapa mengajarimu untuk kejam dan tak berperasaan, memporakporandakan ketenangan, menebar perasaan cemas dan was-was, menebar benih kecurigaan, fitnah, dan permusuhan.

Siapa yang menyuruhmu berlaku keji, menyakiti tak berperi, penuh hasad dan dengki, sedang sombong hati terlarang, ujub jauh dari rendah hati dan mengalah, memohon dengan ikhlas dan pasrah

Jihad adalah ibadah yang dibangun di atas ketaatan, tunduk patuh pada ketentuan Allah dan Rosul, atas dasar ikhlas tawadu dan merendahkan hati, mencari rido Allah bukan dengan gelegak murka dendam amarah, sebab amarah dinyalakan setan dari benih api kebencian

Kembalilah ke jalan Allah, kembalilah pada fitrah, ke arah petunjuk Rosul, jalan para anbiya  penuh khidmat, jalan damai penuh kasih.

Kembalilah ke jalan Allah, teduhkan hatimu heningkan jiwa




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline