Lihat ke Halaman Asli

Asep Nurjamin

suka menulis dan membaca puisi

Hujan Januari

Diperbarui: 29 April 2018   09:32

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dok.pribadi

Hujan januari segera berkemas pergi, tak ada tatapan mata perpisahan, hanya mata berembun di pucuk daun, jernih bening mewakili sepi.

Bekas hujan januari seperti jejak kaki pada tanah basah berlumpur, meninggalkan goresan dan perasaan yang tak mudah dihapus, sementara hari akan tetap setia menanti gerimis kembali, tak kan pernah berhenti berharap walau bulan-bulan telah pucat kehilangan gairah.

Rintik hujan januari akan segera berakhir, perasaan lengang semakin menguasai hati, dari sudut hari yang paling muram, masih berharap ada hujan baru, matahari baru, harapan baru.

Februari berdandan rapi, menyambutmu dengan senyum dikulum, di depan pintu bertanda hati yang biru, kedatangan yang didambakan, bisikku, sekerat harap dan sekeping hati berdarah untuk kausembuhkan, barangkali masih ada air suci pembasuh luka.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline