Lihat ke Halaman Asli

Asep Ikhwan

Pegiat sosial enterpreneur yang mengelola yayasan pendidikan

Gempa Bumi antara Panic Attack dan Kesadaran Diri

Diperbarui: 4 Desember 2022   11:43

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Hari demi hari pasca Gempa bumi skala magnitudo 5.6 SR di bumi cianjur tercinta dipenuhi dengan proses penanganan pasca bencana atau Rehab dan rekon. Di saat proses rehab rekon terus menerus terjadi gempa susulan bahkan sudah terjadi 378 kali sampai hari ini. kepanikan yang luar biasa pada saat terjadi gempa 5.6 SR yang dirasakan warga jawa barat dan DKI , khususnya warga cianjur dan sukabumi yang dekat dengan episenter gempa terus membayangi hari demi hari gempa susulan terjadi. Secara psikologis dan medis muncul istilah panic attack. 

Menurut situs Hellosehat.com, Serangan panik atau panick attack adalah suatu kecemasan yang tak terkendali dan terkadang berasumsi bahwa malapetaka akan datang, ditambah dengan gejala fisik yang terjadi secara mendadak, seperti sesak napas, mual, kejang otot, dan lain-lain. 

Jika Anda pernah mengalami serangan panik, Anda mungkin bisa berempati dengan rasa frustrasi dan putus asa yang tidak diketahui apa penyebabnya. Dengan mendidik diri sendiri untuk berbagai rasa panik, Anda akan dengan mudah mengontrolnya, sehingga Anda tidak harus hidup dalam ketakutan dan ketidakpastian .

Disaat panic attack yang menyerang kita pasca gempa yang merusak puluhan ribu bangunan belum selesai muncul gempa gempa dengan intensitas dibawah 5.6 tetapi terjadi setiap menit, jam dan hari menjadi fenomena tersendiri . Kita menjadi " Terdidik " oleh mentalitas Siaga bencana, selalu siaga dan waspada setiap getaran dan guncangan itu terjadi.

Muncul kembali guncangan gempa besar dengan skala lebih besar 6,4 SR di Garut namun dengan kedalaman yang sangat dalam dibawah bumi sehingga tidak menimbulkan efek kerusakan fisik yang besar seperti cianjur , tetapi kembali mengguncang psikis warga masyarakat di jabar DKI bahkan sampai Jateng. 

Panic attack yang kita rasakan pada saat gempa terjadi harus bisa kita kendalikan dengan cara self healing, atau proses menyembuhkan diri sendiri. Sikap mental siaga akan terbentuk seiring berjalannya waktu. Sikap Mental Siaga bencana ini menjadi Obat atau therapi bagi kecemasan akan terjadi lagi bencana gempa. 

Fakta obyektif kita berdiri di atas bumi " Ring Of Fire " dan rawan pergeseran lempeng bumi , harus kita jadikan modal dasar untuk selalu peka dan sensitif berdialog dengan alam. 

Fenomena guncangan demi guncangan yang terjadi seakan Alam mengajak manusia untuk berdialog agar manusia mulai Tahu batas dan Tahu Diri atas eksistensinya berdiri diatas muka bumi. 

Tidak ada ruang sedikitpun bagi manusia-manusia yang sombong berjalan diatas bumi yang sedang mengajak kita berdialog. Inilah bukti kebesaran Tuhan Yang Maha kuasa yang harus kita yakini, sebagai bukti kebesaran NYA. Kita bukan apa apa tetapi hanya mahluk yang lemah, dengan diberi guncangan gempa bumi kita panik dan berhamburan keluar.

Tulisan ini dibuat beberapa saat setelah terjadi guncangan demi guncangan yang melanda bumi tercinta kota tasikmalaya , yang menyapa dengan guncangan 3.1 SR berpusat didarat, kembali alam mengajak berdialog, agar kita tenang tidak panik dan ucapkan doa disaat guncangan itu terjadi.

Di dalam Al-Qur'an surah Luqman ayat 18, Allah SWT berfirman yang artinya: "Dan janganlah kamu memalingkan mukamu dari manusia (karena sombong) dan janganlah kamu berjalan di muka bumi dengan angkuh. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong lagi membanggakan diri." 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline