Lihat ke Halaman Asli

Mimpi-mimpi Para Pemimpi

Diperbarui: 24 Juni 2015   01:28

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Perjalanan, sebagai sebuah aktivitas, disinyalir, masih sebuah jurus ampuh dalam menghadapi berbagai macam rintangan. Karakteristik waktu, yang tak pernah berhenti, dan terus berputar, tentu saja meninggalkan hiasan, nilai, dan pemahaman yang mendalam tentang arti sebuah perjalanan. Seorang anak, tentu akan dibanggakan orang tuanya, manakala ia telah mampu setidak-tidaknya mengenal nama dirinya, orangtuanya, hingga menghadirkan dan menempatkan dirinya untuk kemanfaatan dirinya sendirinya maupun lingkungan sekitarnya. Seorang orang tua, tentu akan dibanggakan anaknya, manakala ia telah mampu setidak-tidaknya menjadi figur, contoh, tempat bersandar, ruang berbagi, serta berdiskusi dalam menghadapi berbagai persoalan kehidupan yang memang tidak mudah untuk dihadapi.

Akan tetapi melakoni kehidupan pun memang memiliki porsinya tersendiri. Alasan untuk tidak perlu khawatir dan selalu bersikap lapang dalam menghadapi berbagai beban berat ringan sekalipun, memang sudah selayaknya disadari. Kekhawatiran, ketakutan, kegelisahan, disamping sebagai bagian dari karakteristik mahluk hidup, memahami keberadaan ilmu pengetahuan pun, tentu saja merupakan sebuah kekuatan untuk meminimalisasi karakteristik tersebut. Akan tetapi, lagi-lagi, Tuhan dengan kekuasaannya terus-menerus menegur mahluknya, termasuk munculnya berbagai rasa khawatir dan sejenisnya untuk mengetahui, menguji, dan meningkatkan ilmu pengetahuan serta pemahaman mahlukNya, baik itu terhadap dirinya sendiri maupun pemahaman diluar dirinya sendiri. Dan ibarat memasuki sebuah rimba terbuka, untuk memahami berbagai macam makhluk beserta karakteristiknya pun memang bukan perkara yang mudah. Untuk bertahan hidup, siapapun memang mau tidak mau harus mengenal secara mendalam berbagai macam karakteristik mahluk yang ada di dalamnya. Singa, raja hutan, memang sekilas terlihat menakutkan dan dikenal sebagai mahluk pemangsa. Namun, untungnya, dulu ada pepatah aktor cinema, apalah artinya rasa takut, apabila singa itu menjadi hak milik diri sendiri, karena ilmu pengetahuan untuk menghadapi singa itu sudah didapatkan.

Akan tetapi memahami dunia humanism pun memang tidaklah miskin. Kecenderungan untuk menjadi apapun dan siapapunmemang hanya dapat ditemukan dalam dunia humanism. Meniru peran, meminjam peran, mengambil peran, bahkan membeli peran pun, memang hanya dapat diketemukan dalam dunia kemanusiaan. Sederhananya, siapapun yang dapat berperan sebaik-baiknya, memang dapat dijadikan sebagai sebuah jalan dan cara dalam melakoni kehidupan nyata, yang tak jauh berbeda, seperti halnya memainkan sebuah peran dalam sebuah layar lebar atau cinema. [af]

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline