Lihat ke Halaman Asli

Asep Imaduddin AR

Berminat pada sejarah

Waskita

Diperbarui: 26 Juni 2015   16:46

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pemerintahan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Tragedi Koja yang berdarah darah antara Satpol PP dan warga akhirnya memunculkan diadakannya mediasi antara ahli waris makam Mbah Priok dengan pihak Pelindo. Mediatornya adalah Pemda Propinsi DKI Jakarta yang diwakili oleh Wakil Gubernur Prijanto. Mediasi terjadi pada 15 April 2010, sehari pasca tragedi, atau bertepatan dengan hari terakhir voting Sony Ericsson FIFA World Cup 2010 Blog Competition se-Asia Pasifik (kalau yang ini sih dari sudut pandang pribadi..heheheh).

Terdapat hal menarik-mudah mudahan saya tak salah dengar-yang diucapkan oleh salah satu pengacara ahli waris Mbah Priok dalam sesi mediasi. Ia berkisah, dua tahun sebelum Bang Foke atau Fauzi Bowo menjadi gubernur atau dengan kata lain Bang Foke masih menjadi wagub, oleh pengacara tersebut pernah diberikan amanat dari seorang kyai di Cirebon. Amanat itu adalah agar Bang Foke menjaga makam (maqam?) Mbah Priok yang saat ini sedang menjadi sengketa. Tentu saja Bang Foke keheranan dan balik bertanya pada pengacara yang memberi amanat itu. Sang pengacara pun tak bisa menjawab ia hanya menjelaskan bahwa amanatnya seperti itu dan mesti disampaikan pada Bang Foke. Di akhir kisah, pengacara tersebut berkesimpulan mungkin inilah tanda tanda-dulu-bahwa Fauzi Bowo akan menjadi orang nomor satu di DKI Jakarta, dan nyatanya memang terbukti sekarang kan?

Kisah lain pernah diceritakan oleh KH Said Aqiel Siradj dalam salah satu acara mengenang Gus Dur di sebuah televisi swasta. Ketika kumpul kumpul di sebuah ruangan, kisah Kang Said, Gus Dur mengatakan bahwa ia tak lama lagi akan menjadi Presiden Republik Indonesia setelah Habibie. Semua yang ada di ruangan itu tak sepenuhnya percaya omongan Gus Dur termasuk dirinya, ujar Kang Said. Dan ternyata, sejarah membuktikan, bahwa Gus Dur menjadi presiden.

Begitu pun ketika KH Said Aqiel Siradj menjadi Ketua Umum PBNU hasil Muktamar Makassar Bulan Maret silam. Ia diberitahu oleh Gus Dur bahwa dirinya akan menjadi NU-1 pada usia 55 tahun. Nyatanya? Kang Said terpilih menjadi Ketua Tanfidziah NU bersanding dengan KH Sahal Makhfud dari Pati yang menjadi Rais Am.

Kyai di Cirebon tadi dan Gus Dur adalah beberapa contoh manusia yang diberi “sesuatu” oleh Alloh Swt berupa waskita. Dalam bahasa agama, waskita merupakan salah satu kelebihan yang masuk pada lingkup karamah, dan karamah setingkat di bawah mu’jizat yang diberikan pada nabi dan rasul. Tentu tak sembarang orang diberi karamah. Saya tak tahu kriteria orang yang diberikan karamah karena tak ada tanda tandanya dalam pelajaran Fiqh, Qur’an Hadits, dan Aqidah Akhlaq dan tentu saja karena saya juga bukan wali, kalau pun saya termasuk kategori wali, maka mungkin saya adalah wali kelas di sekolah heheheh.

Waskita-sependek pengetahuan saya-biasanya dipunyai oleh kyai kyai hebat, baik hebat dalam amal vertikal-horizontal dan pengabdiannya pada masyarakat. Kewaskitaan tak bisa dipelajari karena ia bukan sesuatu yang kasat mata dan bisa diperoleh sembarang orang. Kewaskitaan turun begitu saja pada manusia yang dikehendaki oleh Alloh Swt, dan seringkali tak masuk akal pada orang yang awam. Sewaktu saya mondok di salah satu pesantren di selatan Jawa Barat, saya mendapat mitos bahwa barang siapa keningnya di sentuh oleh pak kyai maka ia akan menjadi orang pandai, kelak di kemudian hari. Mitos ini bukan tanpa bukti. Beberapa santri yang telah menjadi alumnus dan nyatanya memang pandai-katanya-pernah disentuh keningnya oleh kyai. Ini menjadi fakta tak terbantahkan di kalangan kami para santri waktu itu. Mungkin kah ini juga waskita?

Saya membuka Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) untuk mencari definisi waskita, sayang, pengertiannya sungguh singkat: terang tiliknya; tajam penglihatan. Sedangkan kewaskitaan diartikan sebagai kewaspadaan. Saya tak puas dengan penjelasan ini, dan beralihlah saya membuka buku berjudul Tabir Mistik: Alam Gaib dan Perdukunan dalam Terang Sains dan Agama yang ditulis Ruslani.

Buku ini menjelaskan bahwa kewaskitaan disebut juga Clairvoyance yang berarti memperoleh informasi tentang peristiwa peristiwa di tempat tempat yang sangat jauh, melampaui jangkauan panca indera yang normal. Kewaskitaan merupakan bagian dari ESP (Extra Sensory Perception) selain telepati dan pra kognisi. Saya ingin mendapat konfirmasi, katanya anak anak yang Autis mempunyai kelebihan seperti ini,benarkah?

Itu saja dulu. Tabik.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline