Lihat ke Halaman Asli

Bertanya Itu Mudah, Benarkah?

Diperbarui: 18 Juni 2015   01:40

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Menjawab pertanyaan tersebut tidaklah semudah yang dipikirkan. Boleh jadi bagi sebagian (kecil) guru hal itu mudah dilakukan mungkin karena sudah terbiasa, namun bagi kebanyakan guru di Indonesia mungkin berpikiran sebaliknya. Keterampilan bertanya merupakan salah satu kemampuan yang sangat penting untuk dimiliki seorang guru di era internet ini. Peran guru saat ini akan dan telah bergeser dari sumber belajar menjadi sebagai fasilitator, motivator maupun inspirator. Pada saat guru bertanya, pada saat itu pula dia membimbing atau memandu peserta didiknya belajar dengan baik. Sebaliknya ketika guru menjawab pertanyaan peserta didiknya, ketika itu pula dia mendorong asuhannya itu untuk menjadi penyimak dan pembelajar yang baik.

Guru diharuskan memiliki keterampilan bertanya yang baik agar dapat membuat pertanyaan yang efektif bagi peserta didik, sehingga mereka menjadi termotivasi untuk belajar dan terpacu untuk berpikir guna memperoleh pengetahuan baru sesuai dengan kompetensi yang ingin dicapainya. Keterampilan bertanya yang baik juga dapat memberikan kesempatan pada peserta didik untuk berlatih mengungkapkan pendapat serta untuk mengetahui apakah peserta didik benar-benar telah memahami materi yang disampaikan atau belum. Bertanya apa saja ada jawabannya, namun jawaban bisa tidak terarah jika pertanyaan yang diajukan tidak tepat, sehingga keterampilan bertanya adalah kuncinya.

Pertanyaan seperti apa yang dapat diajukan kepada peserta didik? secara umum seorang guru lebih baik memberikan pertanyaan terbuka (open ended) daripada pertanyaan tertutup. Dengan pertanyaan terbuka seorang guru telah dan akan memfasilitasi siswanya untuk berpikir kreatif. Guru dapat membantu siswanya menemukan jati dirinya sendiri dengan cara memberi kesempatan pada siswanya untuk mengemukakan ide/pikirannya di depan teman-temannya, sehingga siswa yang lain dapat belajar darinya. Kedua, pertanyaan yang dapat diajukan secara umum lebih baik pertanyaan tingkat tinggi dibanding tingkat rendah. Pertanyaan tingkat tinggi akan memfasilitasi siswa untuk berpikir agar dapat belajar mengaitkan antara materi yang sudah dipelajari dengan materi yang sedang dipelajari. Beberapa contoh pertanyaan tingkat tinggi yang dapat digunakan diantaranya: “Bagaimana cara Anda …?”; “Mengapa …?”; “Jika Anda ….”; “Apa yang akan terjadi jika …”; dsb.

Seorang guru yang lebih banyak mengajukan pertanyaan terbuka dan tingkat tinggi adalah seorang guru yang lebih berhasil mendidik siswanya. Perlu diingat tidaklah mudah menyusun pertanyaan seperti itu, tetapi bukanlah pula sesuatu yang sulit dilaksanakan. Karenanya sebagai guru yang baik, mari kita siapkan pertanyaan-pertanyaan yang akan diajukan di kelas nanti. Yakinkanlah dalam hati Bertanya itu Mudah.

"Artikel ini adalah bagian dari tugas Diklat Online P4TK Matematika"

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline